Amerika Menjadikan Dirinya Sebagai Penjaga Gaza

 Amerika Menjadikan Dirinya Sebagai Penjaga Gaza

Sejak agresi entitas Yahudi terhadap Gaza, Amerika telah berupaya membentuk apa yang disebutnya “hari setelah perang” dengan membentuk sebuah dewan yang tampak di permukaan sebagai proyek rekonstruksi dan stabilisasi, tetapi pada hakikatnya merupakan perwalian Amerika dengan kedok formal.

Amerika mengusulkan dewan ini dengan dalih mencegah kembalinya Hamas dan menjamin apa yang disebutnya keamanan dan stabilitas, sementara pada kenyataannya Amerika berupaya merekayasa ulang realitas politik Palestina dengan cara yang melayani visinya dan visi entitas Yahudi.

Kemudian, peran didistribusikan secara tepat; entitas Yahudi memaksakan status quo dengan kekuatan militer, sedang Amerika mengambil alih tugas merumuskan perlindungan politik dan administratif sedemikian rupa sehingga menjamin kontrol berkelanjutan melalui alat-alat lokalnya.

Dewan bentukan Amerika ini tidak lain adalah sarana untuk mengkonsolidasikan pengaruhnya dengan memaksakan kepemimpinan Palestina alternatif dan patuh, yang melaksanakan instruksi dari Washington dan Tel Aviv, menyingkirkan perlawanan, dan memastikan bahwa Gaza tetap berada di bawah kontrol keamanan yang ketat tanpa pendudukan yang muncul dalam konfrontasi langsung.

Begitulah, Amerika berusaha menampilkan diri sebagai penjaga yang adil dan menyelamatkan Gaza, padahal kenyataannya justru melanggengkan pendudukan. Apa yang terjadi di Gaza bukanlah peristiwa yang terisolasi, melainkan bagian dari proyek Amerika yang lebih luas yang bertujuan untuk membentuk kembali peta kawasan guna memastikan kelanjutan hegemoni dan pengaruh entitas Yahudi.

Umat harus menyadari bahwa Amerika bertindak bukan demi kepentingan umat (rakyat Gaza), melainkan demi kepentingan proyek-proyek strategisnya yang membuat kawasan ini berada dalam kondisi ketergantungan politik, keamanan, dan ekonomi, serta mengandung benang-benang kendali dan pemerasan. Kesadaran akan skema-skema ini adalah senjata untuk melawannya, sedang berpegang teguh dengan identitas dan kedaulatan agama adalah jalan untuk memutus cengkeraman pengawasan atas kawasan kita.

Gaza sedang diuji hari ini, dan mungkin saja pengalaman yang kini terjadi di Gaza esok akan meluas ke tempat-tempat lain. Oleh karena itu, menentang proyek-proyek ini merupakan upaya membela martabat umat dan haknya untuk menentukan nasib sendiri, yang bebas dari dominasi penjajah yang menindas, memeras dan merampas. [] Mu’nis Hamid – Wilayah Iraq

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 11/11/2025.

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *