Pada hari Ahad (9/1),Washington kritik perintah yang dikeluarkan oleh Presiden Kazakhstan, yang mengizinkan pasukan keamanan menembak untuk membunuh para pengunjuk rasa yang dituduh melakukan kekerasan. Sementara Paris mengatakan bahwa Eropa sedang membahas langkah-langkah untuk menanggapi tindakan kekerasan terhadap para pengunjuk rasa di sana.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken meminta Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Kemeluly Tokayev untuk menarik kembali perintahnya yang telah dikeluarkannya, sebagaimana yang dilaporkan AFP. “Ini adalah sesuatu yang benar-benar saya tolak, perintah menembak untuk membunuh … ini salah dan harus dibatalkan,” kata Blinken pada acara ABC Shows.
“Kami memiliki keprihatinan nyata tentang keadaan darurat yang telah diumumkan di Kazakhstan,” katanya, seraya menambahkan bahwa dia telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Kazakhstan Mukhtar Tleuberdi, pada hari Kamis (6/1).
“Kami telah menjelaskan bahwa kami mengharapkan pemerintah Kazakhstan untuk menangani para pengunjuk rasa dengan cara yang menghormati hak-hak mereka dan menahan diri dari kekerasan,” tambahnya.
Blinken mengatakan Washington memiliki keprihatinan nyata tentang perasaan Tokayev yang harus mengundang pasukan dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), yang didominasi oleh negara tetangga, Rusia.
Lama dianggap sebagai bekas republik Soviet yang paling stabil di Asia Tengah, Kazakhstan sedang menghadapi krisis terbesarnya dalam beberapa dasawarsa karena aksi protes atas harga bahan bakar yang tinggi, hingga meningkat menjadi kerusuhan yang meluas.
Para demonstran menyerbu gedung-gedung pemerintah, bahkan bentrok dengan polisi dan tentara, terutama di Almaty, kota terbesar dan pusat ekonomi negara itu. Kerusuhan tersebut menimbulkan kekhawatiran akan ketidakstabilan Kazakhstan, pengekspor energi utama dan produsen uranium.
Bagi kaum kafir penjajah, yang utama adalah kepentingan mereka sendiri, bukan rakyat. Mereka hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri. Sampai kapan pun, mereka tidak pernah peduli dengan kemiskinan, kelaparan, dan biaya hidup rakyat Kazakhstan. Jika Eropa dan Amerika mengkritik perintah Presiden Kazakhstan hari ini, maka itu bukan karena kepedulian mereka terhadap kehidupan, properti, dan kehormatan rakyat Kazakhstan. Sebab negara-negara kapitalis tidak memiliki belas kasihan atau kasih sayang, mereka hanya memiliki kepentingan (hizb-ut-tahrir.info, 10/01/2022).