Ambisi Netanyahu Harus Dibayar dengan Pengucilan dan Perpecahan

MediaUmat – Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Ahmad Sastra menyatakan ambisi perdana menteri entitas penjajah Zionis Yahudi Benjamin Netanyahu untuk meraih kemenangan militer di Gaza berdampak pengucilan dunia dan perpecahan di dalam negeri.
“Ambisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu meraih kemenangan militer Israel di Gaza dengan segala cara harus dibayar dengan harga yang sangat besar, pengucilan dunia dan perpecahan di dalam negeri,” ujarnya kepada media-umat.com, Sabtu (14/6/2025).
Negara-negara yang semula mendukung Zionis Yahudi, jelas Ahmad, mulai tergoyahkan. Di antaranya adalah Jerman yang mengancam membatalkan bantuan militer. Bahkan Amerika Serikat tidak lagi melibatkan entitas Yahudi dalam berbagai kebijakan Timur Tengah. Perpecahan antara para aktivis perdamaian dan organisasi-organisasi antiperang di internal entitas Yahudi meningkatkan penentangan mereka terhadap konflik.
“Perbedaan pendapat muncul dari dalam jajaran militer, dengan beberapa anggota militer menerbitkan surat terbuka yang mengkritik motivasi politik di balik kampanye yang sedang berlangsung di Gaza, Al Jazeera melaporkan,” bebernya.
Selain itu, sebut Ahmad, kecaman terhadap kebiadaban entitas penjajah Zionis Yahudi terus bergema di berbagai belahan dunia. Di antaranya di Cina, Rusia, Mesir, Iran, Qatar, Turki, hingga negara-negara Eropa terutama Prancis, Irlandia, Belgia, Italia, Jerman, Inggris, Spanyol, Belanda dan Norwegia mengecam keras serangan Zionis Yahudi yang dianggap sebagai genosida dan pelanggaran hukum internasional.
“Negara-negara Eropa juga banyak bersuara memprotes kekejaman Israel. Prancis menyerukan penghentian permusuhan segera, menekankan ancaman terhadap nyawa warga sipil dan upaya pembebasan sandera. Inggris mendesak Israel dan Hamas untuk menerapkan gencatan senjata secara penuh dan kembali berdialog, serta mengutuk jatuhnya korban sipil,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan, sikap umat Islam harus didasarkan pemahaman dan persepsi yang benar atas fakta. Persepsi yang benar atas persoalan Palestina adalah bumi Palestina milik kaum Muslim, bukan milik entitas Yahudi. Di sanalah Masjidil Aqsha, masjid mulia qiblat pertama umat Islam berada.
“Logika paling sederhana untuk penjajah adalah diusir dari bumi Palestina. Mengusir penjajah adalah dengan perang, jihad fi sabilillah, tidak ada solusi yang lebih baik dan lebih tepat, selain jihad fi sabilillah,” jelasnya.
Ia mengecam pihak-pihak yang membela entitas penjajah dan menyebut mereka sebagai pengkhianat. Umat Islam agar tak hanya menggalang doa dan solidaritas, tetapi juga memperjuangkan solusi mendasar: pengusiran entitas penjajah dan tegaknya kembali khilafah sebagai pelindung umat.
“Bagi seorang Muslim, persoalan Palestina bukanlah persoalan sekadar persoalan kemanusiaan, kolonialisme dan kezaliman, namun lebih dari itu adalah persoalan agama, yakni persoalan akidah, syariah dan politik Islam. Umat Islam wajib melek politik Islam dalam melihat krisis Palestina, bukan sekadar dari sisi solidaritas kemanusiaan,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat