Ali bin Abi Thalib, Pemuda Hebat Inspirasi Umat Islam

Mediaumat.info – Bagi kaum muda yang menginginkan sebuah inspirasi untuk perubahan hakiki, Cendekiawan Muslim Dr. Muhammad Rahmat Kurnia merekomendasikan salah satunya adalah Sahabat Ali bin Abi Thalib.
“Ali bin Abi Thalib adalah salah satu yang bisa kita jadikan sebagai inspirasi,” ujarnya dalam Tausiah Hari Ke-23: Kisah Pemuda Hebat di Zaman Rasulullah, Ahad (23/3/2025) di kanal YouTube One Ummah TV.
Setidaknya, sambung Rahmat, terdapat tiga karakter inspiratif dari sosok Ali bin Abi Thalib. Pertama, berani dan siap sedia membela kebenaran Islam.
“Kita tahu bahwa beliau (Ali) itu pada usia 10 tahun sudah mengenal Islam, sudah menjadi pengikut Rasulullah SAW kemudian dididik oleh beliau (Nabi SAW), dan beliau (Ali) itu memiliki satu karakter yaitu berani membela kebenaran, siap untuk membela Islam,” ungkap Rahmat lebih lanjut.
Terlebih ketika peristiwa hijrahnya umat Islam dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 M, yang merupakan langkah strategis untuk melindungi umat Islam dari ancaman fisik kaum Quraisy.
Kala itu, di tengah kaum Quraisy yang mengepung rumah Rasulullah dan berencana membunuh beliau, dengan gagah dan berani Ali mempertaruhkan nyawa untuk tidur di kasur beliau SAW.
“Itu risiko yang sangat luar biasa. Rasulullah akan dibunuh tapi tempatnya digantikan oleh Sayyidina Ali,” cetus Rahmat, mengenai keberanian pemuda 23 tahun tersebut.
Kedua, kecerdasan Ali bin Abi Thalib juga layak menjadi inspirasi kaum muda Muslim saat ini. Kata Rahmat, tak hanya giat menuntut ilmu, Ali juga senantiasa siap menyebarkan ilmu pengetahuan ke tengah umat.
Bahkan semasa hidupnya, kerap mengeluarkan kata-kata bijak yang dapat dijadikan sebagai nasihat. Mengutip buku “2.000 Kata Mutiara dari 200 Tokoh Dunia” yang ditulis oleh Budi Santoso, dkk. misalnya, terkumpul tak kurang dari 50 kata-kata bijak dari Ali bin Abi Thalib yang inspiratif dan penuh makna.
Ketiga, dari sosok Ali bin Abi Thalib yang bisa menjadi inspirasi berikutnya adalah adil, yang notabene salah satu bentuk sikap menghargai dan menghormati orang lain.
Tengoklah kisah Khalifah Ali dan baju besinya yang diambil orang Nasrani hingga masuk ke meja hijau, sebagaimana ditulis oleh Ahmad bin ‘Abdillah al-Ashbahani, dalam kitab Hilyatul Awliya, [Beirut: Dar al-Kutub al-‘Arabi, 1405], jilid IV, hal. 139.
Singkat kisah, setelah proses birokrat yang dinilai cukup sulit, Ali pun rela melepas baju besi kesayangannya. “Ambil saja,” kata Ali kepada orang tersebut disebabkan ketiadaan saksi. Orang non-Muslim itu pun kaget dengan sikap Ali yang tiba-tiba mengikhlaskan baju besinya.
Tetiba pula, non-Muslim tersebut berkata kepada Ali, “Aku bersaksi bahwa baju besi itu adalah milikmu, wahai Amirul Mukminin.”
Kemudian non-Muslim itu juga berkata dengan heran, “Amirul Mukminin telah menggugatku di hadapan hakimnya, dan hakim tersebut malah memvonisnya! Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”
Demikian karakter inspiratif dari Ali bin Abi Thalib yang kembali menurut Rahmat, menunjukkan betapa beliau seorang pemimpin adil yang luar biasa hingga layak diikuti oleh generasi muslim sepanjang zaman.
Lebih jauh, sosok Ali bin Abi Thalib mencerminkan pemuda berkualitas, yang pengorbanan dan perjuangannya untuk tegaknya Islam mulai dari awal dakwah di Makkah hingga berdirinya Negara Islam di Madinah, sungguh menjadi teladan bagi pemuda hari ini ketika menginginkan sebuah perubahan.
Dengan kata lain, sebuah perubahan hendaknya diawali dengan mengikuti pembinaan Islam kaffah (menyeluruh) secara intensif sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat. Islam akan menjadi bekal kehidupan muslim serta mengantarkan perjuangan pemuda mewujudkan perubahan hakiki yang membawa rahmat bagi seluruh alam.
“Semoga inspirasi itu bisa kita ikuti,” pungkasnya.[] Zainul Krian
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat