MediaUmat – Aktivis Dakwah Salem Abu Sbitan menyatakan slogan ekspansi Zionis dari Sungai Nil ke Sungai Efrat hanyalah mitos ideologis yang tidak sesuai dengan realitas di lapangan.
“Slogan ekspansionis dari Sungai Nil ke Sungai Efrat adalah slogan kuno dari Alkitab/Zionis yang digunakan untuk memobilisasi gerakan-gerakan Zionis awal [yang bertentangan dengan realitas di lapangan],” ungkapnya sebagai siaran pers yang diterima media-umat.com, Senin (6/10/2025).
Menurutnya, realitas di lapangan menunjukkan kontradiksi besar antara slogan ekspansi dan realitas politik Israel, dengan adanya bangunan tembok pemisah pada 2002.
Tembok tersebut, jelasnya, mencerminkan kelemahan, ketakutan terhadap penduduk yang sudah terkepung tidak berdaya seperti di Jenin, Nablus, dan Hebron.
“Tembok tersebut menyingkap fakta bahwa entitas tersebut bahkan tidak memiliki kapasitas untuk mencaplok sepenuhnya Tepi Barat, terlepas dari kedekatan geografis dan keunggulan militernya, apalagi ekspansi besar-besaran dari Sungai Nil hingga Efrat?” tuturnya.
Menurutnya, kegagalan Israel menaklukkan Tepi Barat maupun Gaza menjadi bukti mustahilnya proyek ekspansi. Gaza menjadi ujian paling nyata bagi Zionis, dengan luas hanya 365 kilometer persegi bisa bertahan lebih dari dua tahun dari serangan bengis Zionis.
“Gaza telah mengekspos entitas Yahudi di berbagai level. Sejak 2007 hingga saat ini, semua upaya entitas untuk menaklukkannya telah gagal. Perang terakhir (2023–2025) mengungkap runtuhnya mitos pencegahan dan senjata panjang,” jelasnya.
“Jika Gaza mampu mempermalukan pasukan bersenjata nuklir, apa yang akan terjadi jika mereka terlibat dalam konfrontasi langsung di wilayah yang lebih luas seperti Irak atau Suriah?” tambahnya.
Lebih jauh, Salem menilai kondisi geopoltik saat ini sama sekali tidak memungkinkan Israel melakukan ekspansi, bahwa proyek ekspansi Zionis hanya demi kepentingan politik internal Zionis.
“Pertanyaan sebenarnya bukanlah apakah Israel mampu berekspansi, melainkan apakah mereka mampu bertahan hidup dalam batas-batas tahun 1948?” ujarnya.
Namun, sebut Salem, proyek ini digunakan sebagai alat propaganda ideologis internal, sebagai pembenaran untuk perluasan permukiman, dan sebagai alasan untuk membubarkan negara-negara Arab di sekitarnya,” paparnya.
“Amerika (negara paling kuat dalam sejarah) tidak mampu memaksakan kendalinya atas Irak atau Afghanistan, meskipun terdapat kesenjangan dalam keseimbangan kekuatan. Entitas Yahudi adalah entitas kecil,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat