Aksi Massa Tuntut Perubahan Memanas, Siyasah Institute Berharap Begini

MediaUmat – Menanggapi aksi massa menuntut perubahan yang berlangsung nyaris serentak di berbagai daerah belakangan ini, Direktur Siyasah Institute Iwan Januar berharap masyarakat fokus melakukan perubahan pemikiran terlebih dahulu sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW.
“Rasulullah SAW melakukan perubahan masyarakat jahiliah dengan fokus melakukan perubahan pemikiran (terlebih dahulu),” ujarnya kepada media-umat.com, Senin (1/9/2025).
Sebab secara teori perubahan, individu akan melakukan perubahan sikap dan pandangan hidupnya manakala pemikirannya terlebih dahulu berubah.
Sebutlah kepribadian seseorang yang rendah bisa menjadi mulia setelah mengalami perubahan pemikiran, hingga kebencian pada sesuatu juga bisa berubah menjadi kecintaan ketika terjadi perubahan pemikiran dalam benaknya.
Alhasil, sikap para sahabat yang semula memusuhi Nabi Muhammad SAW ketika itu, berubah menjadi pembela Islam sejati.
“Yang semula sengit memusuhi Rasulullah dan Islam, berubah menjadi pembela Islam sejati; mereka yang semula memuja-muja berhala, berubah menauhidkan Allah SWT ketika pemikirannya berubah; kebiasaan minuman keras, pelacuran, riba, juga berubah menjadi akhlak islami setelah pemikiran-pemikiran tentang hal tersebut berubah,” kata Iwan memaparkan.
Sehingga secara negara sekalipun, kondisi akan berubah manakala terjadi perubahan pemikiran yang mendominasi opini dan perasaan masyarakatnya. Hal ini didasarkan karena selain individu, komponen masyarakat sarat keterikatan dan kesamaan pemikiran, perasaan dan aturan.
“Manakala pemikiran dan perasaan yang dominan di tengah mereka berubah, maka perubahan masyarakat pun (juga) akan terjadi,” sebutnya.
Artinya, sambung Iwan, tindakan memfitnah, menyebar hoaks, merusak dan menjarah harta orang lain baik itu kepemilikan pribadi, umum, negara, apalagi menyakiti dan membunuh sesama manusia di dalam proses perubahan, adalah haram.
“Cara-cara seperti ini terlarang dalam dakwah Islam. Bukan bagian dari metode perubahan yang diajarkan Rasulullah SAW,” tegas Iwan.
Akidah Islam
Adalah akidah Islam, tahapan pertama yang ditanamkan oleh Rasulullah SAW pada masyarakat sebagai asas kehidupan spiritual (ruhiyyah) dan politik (siyasiyah).
Dalam hal ini, akidah Islam bukan saja sebagai landasan beribadah dan urusan akhirat, tetapi juga fondasi dalam membangun kehidupan ekonomi, sosial, politik, pemerintahan, dsb.
Iwan mengatakan, metode dakwah inilah yang telah dilakukan oleh Mush’ab bin Umair ra atas perintah Rasulullah SAW, ke Yatsrib hingga tokoh-tokoh utama di sana seperti Usaid bin Khudair dan Sa’ad bin Mu’adz masuk Islam, yang lantas kemudian menarik kaumnya untuk memeluk Islam.
Kabar baiknya, sebagaimana sejarah mencatat, hanya butuh setahun setelah Mush’ab bin Umair bersama As’ad bin Zurarah mendakwahkan Islam, Yatsrib telah menjadi negeri yang siap menyambut kedatangan Rasulullah SAW.
Tak ayal, hijrah Nabi SAW bersama kaum Muslim kala itu menjadikan Yatsrib sebagai negara Islam pertama dengan pusatnya adalah Madinah al-Munawarah.
Mungkin berlangsung lama dan perlahan, tetapi perubahan pemikiran ini telah menghasilkan dorongan perubahan yang kuat. Ditambah tanpa kekerasan, perubahan ini juga menjadi sulit untuk dibendung, bahkan dihapuskan.
“Selama pemikiran itu sahih, argumentatif dan selaras dengan fitrah manusia, maka berbondong-bondong umat akan memeluknya,” ujar Iwan.
Sebaliknya, perubahan dengan jalan kekerasan mungkin akan cepat terwujud. Namun karena tidak mengakar, apalagi bila tuntutan perubahannya hanya kepentingan sesaat, maka akan mudah dimanipulasi atau malah dialihkan oleh pihak-pihak yang bisa mengendalikan opini dan gerakan massa.
“Bahkan bukan tidak mungkin bakal berujung perebutan kepentingan di tengah arus tuntutan perubahan tersebut. Sebab, terjadi dan dibangun (perubahan itu) bukan berdasarkan kesadaran utuh. Namun lebih dominan gerakan emosional,” pungkasnya.[] Zainul Krian
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat