MediaUmat – Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi menilai aksi long march March to Gaza yang melibatkan ribuan aktivis dari berbagai negara, termasuk dari kalangan non-Muslim, menjadi tamparan keras bagi para penguasa negeri-negeri Islam.
“Gerakan-gerakan kemanusiaan, lepas apa pun motifnya, itu sebenarnya menjadi tamparan keras bagi penguasa-penguasa negeri-negeri Islam terutama penguasa Arab yang memilih diam,” tegasnya dalam Kabar Petang: Di Tengah Kecaman Dunia, Israel Tetap Bombardir Gaza, Jumat, (27/6/2025) di kanal YouTube Khilafah News.
Farid menceritakan bagaimana Greta Thunberg, seorang aktivis remaja kemanusiaan dari Swedia, itu dengan lantang mengatakan, “Aku tidak takut ditahan. Yang aku takut adalah dunia diam terhadap apa yang terjadi di Gaza.”
“Ini sebenarnya kan sebagai tamparan,” tegasnya.
Mereka, sebut Farid, bergerak atas dasar kemanusiaan. Padahal, umat Islam seharusnya memiliki kekuatan yang lebih kuat dari sebatas kemanusiaan. “Alasannya bagi umat Islam masalah ini adalah masalah keimanan, tuntutan syariat Islam. Dalam syariat Islam telah memerintahkan kaum Muslimin untuk membebaskan negeri-negeri Islam yang dijajah,” jelasnya.
Farid mengutip firman Allah SWT dalam QS al-Baqarah ayat 190, yang artinya, “Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian.”
“Kita juga diperintahkan untuk mengusir orang-orang yang telah mengusir kaum Muslimin dari tanah-tanah mereka,” tegasnya.
Nah, tegas Farid, kalau mereka (para penguasa negeri Islam) kemudian tidak berubah sama sekali, ini semakin menunjukkan bahwa umat ini harus fokus dalam perjuangannya.
Fokus
Menurut Farid umat Islam harus fokus pada perjuangan. Pertama, menumbangkan penguasa-penguasa ini, terutama penguasa-penguasa Arab yang telah menjadi pelayan kepentingan Amerika dan Yahudi.
Kedua, umat Islam harus bersatu untuk membebaskan tanah Palestina ini. “Karena perlu dicatat ketika umat Islam berhadapan dengan Zionis Yahudi itu sebenarnya bukan hanya berhadapan dengan Zionis Yahudi, umat Islam berhadapan dengan yang membidaninya yaitu Inggris, berhadapan yang menjaganya sebagai harga mati yaitu Amerika Serikat demikian juga negara-negara Eropa,” lanjutnya.
Artinya, beber Farid, perjuangan ini tidak bisa disandarkan pada satu kelompok seperti Hamas bahkan disandarkan kepada Iran juga tidak cukup.
“Pasalnya, perjuangan ini sebenarnya adalah perjuangan melawan imperialisme global,” ungkapnya.
Jadi, sebut Farid, kondisi sekarang ini seharusnya membuat umat bergerak untuk kemudian meminta tentara-tentara kaum Muslim bergerak untuk membebaskan tanah Palestina.
“Kemudian berjuang bersama untuk menciptakan satu kekuatan politik global yang bisa berhadapan dengan Amerika. Nah, kekuatan politik global itu tentu saja adalah khilafah ‘ala minhajin nubuwah,” pungkasnya.[] Muhammad Nur
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat