Mediaumat.info – Akademisi dan peneliti yang pernah belajar di AS selama 17 tahun Ahmad Rusdan H. Utomo, Ph.D. menyinggung paradoks puasa di dunia Islam.
“Jadi ini masalah di dunia Islam, puasa itu sebetulnya gaya hidup yang bagus tetapi ternyata outcome-nya secara keseluruhan Jepang itu malah jauh lebih rendah. Padahal mungkin mereka mayoritas tidak puasa. Artinya, ini memang paradoks,” tuturnya dalam Ramadhan Challenge to Change, Ramadhan: Bulan Perubahan, Bulan Keberkahan, Kamis (27/2/2025) di kanal YouTube One Ummah TV.
Ahmad memberikan ilustrasi tentang paradoks dengan maraknya penyakit tuberkulosis di negeri ini.
“Jangan lupa, Indonesia itu nomor dua tuberkulosis di dunia. Nomor satunya India, dan nomor tiga Cina. Dan ini juga paradoks juga, karena negeri yang gemah ripah loh jinawi, karena tuberkulosis itu kaitannya dengan malnutrisi.
Kemudian, di negeri ini yang shalat banyak, tapi outcome-nya yang korupsi banyak.
“Kita ini diajarin puasa tapi mungkin kenyataannya kita bukan puasa, tapi mindah jadwal makan,” cetusnya.
Jelas Ahmad, ternyata negeri-negeri Muslim itu enggak jauh beda dibandingkan di negeri-negeri Barat. Selama 10 tahun terakhir, satu dari empat orang dewasa di Indonesia itu mengalami diabetes serta obesitas.
Menurut Ahmad, walaupun kadang-kadang di Gaza tingkat diabetes jauh lebih tinggi lagi.
“Nah ini unik kalau di Gaza, karena bukan masalah over nutrisi melainkan malnutrisi,” kritiknya.
Tapi sebetulnya kaitannya dengan menahan diri. Ya mungkin istilahnya berhenti makan sebelum kenyang, tetapi konsepnya adalah pengendalian.
“Karena manusia tidak dirancang untuk makan banyak enggak ngapa-ngapain. Dua ribu kalori itu manusia memang harus bergerak berburu mencari makan. Sedangkan kita tetap makan dua ribu kalori tapi jari kita yang bergerak,” tutupnya.[] Novita Ratnasari
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat