Ahmad Sastra: Israel Biadab, Serang Gaza di Tengah Perang dengan Iran

 Ahmad Sastra: Israel Biadab, Serang Gaza di Tengah Perang dengan Iran

MediaUmat Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Ahmad Sastra, mengecam keras serangan Israel ke Jalur Gaza yang menewaskan puluhan warga sipil Palestina, di tengah konflik militer terbuka antara Israel dan Iran.

“Israel melakukan serangan ke warga Gaza dan menewaskan 79 warga Palestina dalam tembakan dan serangan udara di seluruh Jalur Gaza di tengah perang dengan Iran, sungguh biadab,” tegasnya kepada media-umat.com, Kamis (26/6/2025).

Ia merujuk pada insiden tragis yang terjadi pada Sabtu, 14 Juni 2025, di dekat Koridor Netzarim, ketika ribuan warga Palestina yang kelaparan tetap mendatangi lokasi distribusi bantuan meski telah ditutup. Dari jumlah korban tersebut, 15 orang tewas saat mencoba mengakses bantuan makanan di dekat lokasi distribusi yang dioperasikan Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF).

Menurut Ahmad Sastra, tragedi yang terus berlangsung ini merupakan dampak dari blokade penuh Israel atas Gaza sejak 2 Maret 2025. Meski bantuan terbatas mulai masuk pada akhir Mei setelah tekanan internasional, organisasi kemanusiaan menyebut jumlah tersebut masih sangat tidak memadai.

Ia menegaskan, krisis di Palestina bukan sekadar isu kemanusiaan, melainkan masalah syariah yang wajib disikapi secara serius oleh umat Islam.

“Islam sendiri melarang pembunuhan, bahkan dinyatakan jika terbunuh seorang Muslim tanpa hak, disamakan dengan membunuh semua umat manusia. Ini membuktikan bahwa syariat Islam bukan hanya persoalan kemanusiaan, namun lebih dari itu adalah persoalan syariah,” ujarnya.

Ahmad Sastra juga menjelaskan akar historis penjajahan atas Palestina yang terjadi sejak runtuhnya Khilafah Utsmani pada 1924. Bahwa Palestina adalah persoalan umat Islam sedunia, karena tanah Palestina adalah milik umat Islam, sehingga upaya pembebasannya tidak bisa mengandalkan diplomasi atau perjuangan individu.

“Perjuangan untuk membuat mundur Israel dari tanah Palestina, tidak mungkin bisa diraih dengan perdamaian, diplomasi atau perjuangan orang per orang,” ungkapnya.

Ia juga menjelaskan bahwa perdamaian bukan solusi atas persoalan krisis Palestina-Israel, karena akan mengakui eksistensi penjajahan Israel dan menjadikan kedua negara tersebut menjadi negara yang berdampingan.

“Jalan satu-satunya adalah jihad fii sabilillah mengusir Zionis dari bumi Palestina, sebagaimana dahulu para pahlawan mengusir penjajah Belanda dan Portugis dari bumi Indonesia,” jelasnya.

Ahmad Sastra menegaskan, bantuan seperti makanan dan doa tetap bernilai, namun bukan solusi fundamental. Sebab, persoalan Palestina adalah masalah penjajahan yang harus diusir dari negeri para Nabi.

“Ilustrasinya sederhana, jika ada saudara kita sedang disiksa dan mau dibunuh oleh penjahat, bantuan apa yang paling tepat untuk saudara kita itu? Membantu makanan tentu tidak tepat, sebab saat disiksa dan hendak dibunuh, dia tidak butuh makanan. Bantuan terbaik adalah membantu melawan dan mengalahkan penjahat itu, hingga teman kita terbebas dari kejahatan tersebut,” jelasnya.

Oleh karena itu, sebagai solusi menghadapi negara-negara imperialis harus ada kekuatan yang seimbang tidak lain yaitu adanya daulah khilafah Islam. Maka ia mendorong umat Islam untuk bersatu dalam institusi politik global Islam—daulah khilafah Islam—yang memiliki kekuatan ideologis dan militer.

“Akhirnya, oleh karena yang kita hadapi adalah negara-negara imperialis, maka kekuatan yang seimbang itu tidak ada yang lain kecuali daulah khilafah Islam,” katanya.

Ia juga mengingatkan adanya kemungkinan pengkhianatan dari kalangan sendiri dalam setiap peristiwa penjajahan negara atas negara menjadi antek dan budak penjajah untuk mendapatkan seonggok dunia.

“Dalam kasus Palestina juga jangan kaget jika ada rakyat Indonesia yang justru memuja penjajah Zionis dan membenci Palestina, merekalah para pengkhianat itu,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *