Presiden transisi Suriah Ahmad al-Syara mengunjungi Prancis dalam kunjungan pertamanya ke negara Eropa.
Presiden sementara Suriah memilih Prancis untuk kunjungan pertamanya ke negara Eropa, sebuah langkah yang bertentangan dan berlawanan dengan sentimen kaum Muslim mengenai serangan terhadap Islam dan umatnya, serta penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Pada saat yang sama, hal itu merusak semua ide dan nilai yang diperjuangkan oleh para revolusioner Suriah, serta menegaskan penyimpangan yang signifikan dari prinsip dasar revolusi Suriah, yakni berhukum dengan Islam.
Tidakkah Ahmad al-Syara tahu bahwa kunjungannya ke musuh Allah, Macron, merupakan dukungan terhadap apa yang dia lakukan dalam peperangannya melawan Allah dan Rasul-Nya? Hal ini mendorong musuh Allah menjadi lebih kurang ajar lagi, menuntut agar para pemimpin Suriah menjamin dan menghormati semua komponen masyarakat, termasuk kaum sektarianis dan antek-anteknya, serta memerangi “terorisme”, yakni Islam. Semua itu dilakukan agar Prancis mempertimbangkan pelonggaran sanksi terhadap Suriah.
Kepemimpinan transisi Suriah tidak hanya membiarkan para pengemban dakwah yang Mukhlis tetap terkurung dalam penjara, dan mengampuni orang-orang yang haus darah serta melanggar kehormatan, namun juga tetap bungkam mengenai serangan kaum Yahudi, bahkan menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan negosiasi tidak langsung dengan mereka di bawah naungan Emirat. Sehingga kunjungan ini dilakukan sebagai tanda penyerahan diri dan pengakuan kepada kaum kafir Barat dalam perangnya melawan Islam dan umatnya.
Mengemis kepada sistem internasional, tunduk kepada kemauan dan keputusannya, serta tunduk kepada perintahnya dengan harapan akan fatamorgana berupa pencabutan sanksi yang digunakan sebagai kartu pemerasan kotor untuk memaksa tunduk dan bertekuk lutut, serta mengibarkan bendera putih yang tidak pantas bagi rakyat Syam dan para revolusionernya di hadapan musuh-musuh terbesar Allah dan hamba-hamba-Nya, sungguh mengemis seperti ini tidak akan mendatangkan apa pun kecuali rasa malu di dunia ini dan hisab yang sulit dan berat di akhirat. Apa yang dilakukannya ini adalah jalan licin yang berbahaya yang harus dikecam dan dilawan, sebab bahayanya tidak hanya terkait pemerintahan saat ini, tetapi juga rakyat revolusi yang telah mengorbankan hal-hal paling berharga mereka dan menghadiahkan ribuan syahid.
Apakah ada yang akan memperhatikannya sebelum terlambat?! Allah SWT berfirman:
﴿وَلَن تَرْضَى عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ﴾
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela kepadamu (Nabi Muhammad) sehingga engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).” Sungguh, jika engkau mengikuti hawa nafsu mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak ada bagimu pelindung dan penolong dari (azab) Allah.” (TQS. Al-Baqarah [2] : 120). [] Dr. Abdul Ilah Muhammad
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 11/5/2025.
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat