Ada Kepentingan Bisnis dalam Proyek Vaksin TBC Bill Gates

 Ada Kepentingan Bisnis dalam Proyek Vaksin TBC Bill Gates

MediaUmat.info – Praktisi Kesehatan Apt. Ilman Silanas, S. Farm., M. Kes. menyatakan ada kepentingan bisnis dalam proyek vaksin TBC yang dikembangkan Bill Gates di Indonesia.

“Jadi, kalau misalnya tadi dikatakan, apakah ada kepentingan bisnis? Saya mau katakan, ya ada,” tuturnya dalam Kabar Petang: Vaksin Bill Gates Konspirasi Global? di kanal YouTube Khilafah News, Rabu (21/5/2025).

Karena, jelas Ilman, proyek vaksin ini dilakukan oleh perusahaan swasta yaitu Glaxo and Smith yang memang mereka berinisiatif awal untuk mengembangkan vaksin ini. Lalu didukung dengan lembaga filantropi seperti Melinda and Bill Gates dan juga lembaga-lembaga lainnya, sehingga punya pendanaan yang cukup kuat.

“Ya, kalau perspektif bisnis tentu perusahaan-perusahaan swasta adalah untuk mendapatkan keuntungan. Apa pun itu baik industrinya itu adalah industri kesehatan, apakah itu juga industri pangan ataukah industri misalnya travel umrah. Tentu kan semuanya ini mengharapkan keuntungan dari apa yang memang mereka lakukan. Nah, cuma apakah mendapatkan keuntungannya ini etis ataukah tidak,” bebernya.

Akhirnya, cetus Ilman, semacam ada simbiosis antara beberapa lembaga-lembaga yang bersangkutan.

“Bagi lembaga-lembaga filantropis mungkin melihatnya dari sisi, oh saya sudah melakukan kebaikan itu cukup. Bagi negara mungkin, oh kita dukung saja ini, karena negara tidak perlu investasi lebih tapi nanti masalah kesehatan di kita ini bisa teratasi gitu kan? Bagi para peneliti mungkin melihatnya ini kesempatan kami untuk mengembangkan pengetahuan,” ujarnya.

Menurut Ilman, akhirnya berpotensi untuk ke depannya ada ganjalan-ganjalan sistem dalam sistem kapitalistik yang nanti akan mengganggu vaksin yang bagus, obat-obatan yang bagus, akan terkendala dengan harga, akan terkenal dengan distribusi, karena prinsip-prinsip kapitalisme yang masih ada di negeri ini.

“Kalau lembaga swasta akan melihat siapa yang bisa beli, ini yang kita kasih,” kritiknya.

Perspektif Islam

Tapi, kata Ilman, kalau melihat terkait dengan hajat hidup orang banyak, berdasarkan yang dipelajari dalam perspektif Islam, terutama untuk masalah pencegahan pandemi, pencegahan penyakit, maka seharusnya ini dilakukan oleh negara dan tidak boleh dijadikan sebagai bahan untuk mendapatkan keuntungan bisnis.

Karena, jelasnya, perkara ini menyangkut dengan kebutuhan masyarakat yang sangat luas dan sangat darurat, sehingga harus ada peran negara dalam hal ini.

Maka, harapan Ilman, seharusnya vaksin ini untuk ke depannya tidak dipatenkan, agar tidak hanya bisa diproduksi oleh satu lembaga swasta, tapi bisa diambil dan diproduksi oleh BUMN Indonesia, misalnya oleh Biofarma.

“Kalau misalnya ini dilakukan oleh BUMN kita, Biofarma misalnya dan juga didukung oleh pemerintah dengan anggaran yang cukup, maka cost produksi akan bisa lebih murah dan distribusi akan bisa lebih cepat kepada masyarakat,” tandasnya.

Sehingga, ungkap Ilman, negeri ini bisa independen untuk memproduksinya sendiri tanpa perlu untuk memberikan royalti apa pun kepada lembaga swasta.

“Nah, sehingga apa? sehingga nanti pelayanan kesehatan akan lebih murah, harga vaksinnya akan lebih murah, distribusinya akan lebih cepat,” ucapnya.

Jadi, Ilman menyimpulkan, kalau Islam dan ilmu pengetahuan akan saling mendukung. Pada saat punya pengetahuan, hasil produk pengetahuan yang bagus, yang bermanfaat bagi publik, maka akan disokong oleh sistem kesehatan Islam, sistem ekonomi Islam yang akan lebih mem-boosting (mendukung secara signifikan), sehingga manfaatnya akan lebih tersebar kepada masyarakat.[] Novita Ratnasari

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *