Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, “Satu-satunya solusi yang layak di Gaza adalah penarikan penuh pendudukan dan pemberdayaan negara Palestina untuk mengemban tanggung jawabnya di Jalur Gaza, dengan dukungan efektif dari Arab dan internasional.” Menurut kantor berita resmi Palestina (WAFA), Abbas melanjutkan, selama pertemuannya dengan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair di kediamannya di Amman, bahwa Hamas tidak akan memerintah Jalur Gaza.
Dalam pertemuan tersebut, ia dan Blair membahas apa yang disebut sebagai “Perkembangan terbaru di wilayah Palestina, serta perkembangan politik dan kemanusiaan yang sedang berlangsung,” seraya menekankan “Perlunya mencapai gencatan senjata segera, membebaskan semua tahanan (Israel) dan Palestina, serta memastikan masuknya bantuan kemanusiaan mendesak tanpa hambatan ke Jalur Gaza.”
Seorang pengkhianat seperti Abbas tidak mungkin peduli dengan pembebasan tanah, melainkan cukup dengan mempertahankan negara kecil di sebidang tanah yang sempit. Sementara fakta bahwa mayoritas wilayah Palestina diduduki bukanlah urusannya.
Ia dan orang-orang seperti dirinya tidak mungkin peduli dengan pembebasan Palestina, justru mereka berupaya melegitimasi pendudukan dan memaksakan kepada umat untuk menerimannya. Bukankah ini tujuan didirikannya Organisasi Pembebasan Palestina (PLO)? PLO adalah alat yang diciptakan di bawah pengawasan penjajah Barat untuk mengubah isu Palestina dari isu nasional menjadi isu lokal Palestina, dan untuk melegitimasi pendudukan Palestina (hizb-ut-tahrir.info, 14/7/2025).
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat