‘Sogokan Hasanah’ Ulil Absar Abdalla, Istilah Bermasalah
MediaUmat – Istilah ‘sogokan hasanah’ yang tercetus dalam kelakar Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla sebagai kebolehan karena sogokan tersebut dianggap baik lantaran mendukung program pemerintah yang dianggapnya benar, dinilai Pimpinan MT Darul Hikmah Banjar Baru Ustadz Muhammad Taufik sebagai istilah bermasalah.
“Terkait istilah sogokan hasanah ini ya, bermasalah,” ujarnya dalam Kabar Petang: Sogokan Hasanah? di kanal YouTube Khilafah News, Senin (7/11/2025).
Jika istilah itu, menurutnya, dalam rangka serius tentu tidak tepat. “Mungkin mau disamarkan dengan istilah bid’ah hasanah gitu ya, tapi enggak bisa disamakan dengan bid’ah hasanah,” cetusnya.
Namun jika itu bercanda, sebutnya, maka tidak pantas karena berkaitan dengan hukum halal haram, tidak boleh dijadikan candaan.
“Entah itu serius atau sepertinya bercanda tapi istilah ini enggak pas,” ucapnya.
Jika, jelasnya, dari sisi logika mantiq ada istilah kaidatut tanaqudh yang intinya tidak boleh dua hal yang bertentangan itu dijadikan satu kalimat secara bersamaan.
“Misalnya saya pesan es panas, ya nggak bisa es panas. Kalau seperti itu nanti bisa muncul zina halal atau korupsi hasanah dengan tujuan bangun masjid pakai korupsi dan seterusnya. Asal bermanfaat dikatakan baik? Enggak begitu. Syariat punya standar sendiri ya,” tandasnya.
Memang, imbuhnya, kalau bicara sogokan (riswah) dalam fikih ada pengecualian tapi masuk dalam bab darurat.
“Masuk dalam bab darurat bukan kita ingin menormalisasi. Misalnya, boleh makan daging babi dalam kondisi darurat, tapi enggak bisa disebut kemudian babi halal,” tuturnya.
“Kaidah turunan darurat enggak sekadar darurat itu membolehkan segala macam yang dilarang. Tapi kaidah turunannya itu adalah kondisi darurat yang ditolerir itu adalah sebatas kadar kebutuhannya,” imbuhnya.
Terakhir, ia berpesan, agar mampu mengklasifikasikan pemberian itu termasuk hadiah atau sogokan, perlu melihat indikasinya.
“Indikasinya, apakah mau membungkam suara kritis atau memang sekadar ingin memberi,” tutupnya.[] Novita Ratnasari
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat