Islam Hadirkan Solusi atas Rapuhnya Struktur Keluarga
MediaUmat – Sistem Islam diyakini sebagai solusi untuk membangun ketahanan dan keutuhan keluarga atas rapuhnya struktur keluarga yang umumnya terjadi saat ini. Hal tersebut diungkap Mubalighah Kota Depok, Ustadzah Hj. Nurjanah Zeyn dalam Dirasah Syar’iyyah Syahrain: Peran Strategis Mubalighoh Membangun Keutuhan Keluarga, Sabtu, (1/11/2025) di Depok.
Ia pun menjelaskan sistem Islam mampu membangun ketahanan keluarga karena akidah sebagai fondasi utama keluarga dibangun atas dasar iman dan ketaatan kepada Allah. Tujuan pernikahan pun sebagai ibadah dan melahirkan generasi taat. Pasalnya, dengan akidah Islam menyatukan seluruh anggota keluarga dalam nilai yang sama.
“Begitu juga, syariat sebagai pengatur tugas dan peran keluarga, Ayah sebagai qawwam: pemimpin, pelindung, dan penafkah. Ibu sebagai ummun wa rabbatul bait: pendidik utama generasi. Anak dihormati haknya: nafkah, pendidikan, perlindungan. Ditambah pula pembagian peran sesuai fitrah, sehingga minim konflik dan saling melengkapi,” terangnya di hadapan 72 tokoh Muslimah Depok.
Negara yang menerapkan syariat Islam pun, lanjutnya, hadir sebagai ra’in (penanggung jawab utama), yang menjamin kebutuhan dasar. Pendidikan, kesehatan, dan keamanan gratis/terjangkau, serta menjamin lapangan kerja, kebijakan pun pro keluarga sehingga meminimalkan perceraian dan konflik.
“Dalam Islam, sistem hukum tegas dan adil. Melindungi hak suami, istri, dan anak secara seimbang. Ada juga sanksi terhadap pelaku KDRT, penelantaran, penyimpangan seksual. Perceraian ditempatkan sebagai solusi akhir, bukan pilihan mudah,” ujarnya.
Tak hanya itu, jelasnya, tata sosial Islam menjaga akhlak aturan pergaulan syar’i dapat mencegah zina, perselingkuhan, KDRT. Dakwah dan hisbah menjaga masyarakat dari maksiat serta adanya budaya saling menasihati dan aman jika ada persoalan keluarga.
“Komunitas Islam sebagai support system. Masjid, ulama, dan masyarakat saling peduli dan membantu anak tumbuh dalam lingkungan yang sehat dan terkontrol tidak dibiarkan menghadapi masalah keluarga sendirian,” tambahnya.
Ternyata, terangnya, ekonomi Islam menghapus kemiskinan struktural, SDA dikelola negara agar kesejahteraan merata, jajak tidak wajib, hanya darurat dan untuk yang mampu. Begitu juga orang tua lebih banyak waktu untuk keluarga dan tidak ada eksploitasi tenaga kerja karena pekerjaan manusiawi.
“Pendidikan Islam menghasilkan generasi tangguh karena kurikulum berbasis akidah dengan penanaman iman dan adab sejak dini. Sehingga pendidikan sinkron baik di rumah, sekolah dan masyarakat,” jelasnya.
Bahkan menurutnya, laki-laki dipersiapkan menjadi ayah yang bertanggung jawab. Tidak ada liberalisasi nilai yang merusak keluarga.
“Maka, ketahanan keluarga hanya mungkin terwujud bila syariat Islam diterapkan secara total dalam Khilafah. Sakinah, kesejahteraan, dan kemuliaan keluarga hakikatnya ada dalam penerapan hukum Islam secara kafah,” pungkasnya.[] Siti Aisyah
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat