Karakteristik Dakwah Islam

 Karakteristik Dakwah Islam

Islam tidak menunggu pengakuan dari sistem apapun apalagi dari sistem jahiliyah, juga tidak mencari ruang untuk bernafas di dalam sistem-sistem selain Islam. Ketahuilah bahwa Islam adalah agama kepemimpinan dan kedaulatan, tidak menerima persekutuan, melainkan ingin menjadi yang tertinggi sendirian, sebagaimana sabda Nabi saw.

«الإسلام يعلو ولا يعلى عليه»

Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya.” (HR. Baihaqi).

Jika Anda mementingkan keselamatan dan khawatir akan kepentingan Anda, jangan biarkan kekhawatiran Anda menjadi alasan untuk meremehkan Islam atau mengubahnya menjadi seruan patuh yang tujuannya adalah untuk hidup damai di bawah payung sekularisme.

Anda bisa membersamai Islam dalam perjuangannya dan semangatnya dalam melawan kebatilan, atau tinggalkan Islam dan carilah kehidupan yang aman, tanpa konflik, tanpa pengorbanan, dan tanpa penderitaan – jika bisa ditemukan tanpa Islam.

Melawan kebatilan, menyingkap kerusakannya, memperingatkan manusia darinya, dan menyeru untuk meninggalkannya, bukanlah suatu pilihan melainkan suatu kewajiban agung.

Semua nabi ‘alaihimus salam mengikuti jalan ini. Mereka adalah pemimpin yang rabbani, yang hanya takut kepada Allah. Mereka teguh menghadapi setiap bahaya dan tabah dengan setiap penganiayaan demi kebenaran.

Islam tidak berusaha menambal sekularisme dengan menyerukan moralitas, seperti yang dilakukan sebagian orang, juga tidak berusaha meringankan pedihnya kerusakan kapitalisme dengan menyerukan amal dan filantropi.

Islam tidak menghendaki kaum Muslim menjadi ayam jinak di tengah masyarakat yang didominasi oleh amoralitas dan ketidakadilan. Sebaliknya, Islam menghendaki kaum Muslim menjadi suara bagi kebenaran, pejuang melawan kebatilan, menolak tunduk pada sistem jahiliah, dan berupaya menghancurkannya serta menegakkan hukum Islam sebagai gantinya.

﴿وَجَاهِدْهُمْ بِهٖ جِهَادًا كَبِيْرًا﴾

Dan berjihadlah menghadapi mereka dengannya (Al-Qur’an) dengan (semangat) jihad yang besar.” (TQS. Al-Furqān [25] : 52).

Barangsiapa yang membaca kisah-kisah para nabi, kemudian ia menjalani kehidupannya dengan pasrah, tidak berjuang melawan kebatilan dan tidak pula menyerukan kebenaran, lebih mengutamakan keselamatan dari pada perlawanan, dan menjilat orang-orang yang berbuat kerusakan, maka sungguh ia telah berpaling dari jalan mereka.

Perlawanan saat ini bukanlah sebuah pilihan, melainkan kewajiban bagi setiap pengemban dakwah dan Muslim yang taat, dalam menghadapi serangan sengit terhadap Islam. Wahai hamba Allah, Anda dihadapkan pada dua jalan: Anda menghadapi dan membela agama serta umat Anda, atau Anda menjadi lemah dan goyah serta menjadi mangsa dalam pertempuran tanpa ampun. Anda berjaga di salah satu perbatasan Islam, maka jangan biarkan perbatasan itu ditembus musuh dari arah Anda. Adapun mereka yang ingin menjadikan kaum Muslim di negeri mereka sendiri sebagai ahlud dimmah, juga mereka ingin kaum Muslim meninggalkan dakwah dan risalahnya, serta memutuskan hubungan mereka dengan isu-isu umatnya.

Allah menguji Bilal radhiyallahu ‘anhu dengan satu kalimat, lalu ia mengucapkannya dengan penuh keteguhan, sehingga Allah mengangkat derajatnya dan menjadikan namanya identik dengan keagungan. Dan Allah juga menguji para ulama zaman sekarang, yang hafal berjilid-jilid kitab, namun kebanyakan dari mereka gagal pada ujian pertama karena mereka tidak memiliki ilmu yang benar-benar bermanfaat bagi mereka dan umat. [] Mundzir Abdullah

Sumber: Al-Waie (Arab), Edisi 471, Tahun Ke-39, Rabiul Tsani 1447 H./Oktober 2025 M.

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *