UIY: Mengoreksi Penguasa, Setara Penghulu Syuhada

 UIY: Mengoreksi Penguasa, Setara Penghulu Syuhada

MediaUmat Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) mengingatkan bahwa orang yang berani menegakkan amar makruf nahi mungkar terhadap penguasa termasuk dalam golongan yang dimuliakan Allah, setara dengan penghulu para syuhada.

Petugas untuk mencegah kemungkaran dilakukan oleh penguasa itu sampai oleh Nabi disebut setara dengan penghulu para syuhada, yaitu Hamzah. Sampai seperti itu, itu menunjukkan begitu mulianya dan begitu pentingnya (amar maruf nahi mungkar terhadap penguasa),” tegas UIY dalam siniar Mengoreksi Penguasa, Hanya Tugas Ulama? yang ditayangkan kanal YouTube UIY Official, Sabtu (11/10/2025).

UIY menambahkan, dalam struktur kekuasaan, penguasa memiliki kewenangan paling besar yang dampaknya meluas kepada seluruh rakyat. Karena itu, kemungkaran yang dilakukan penguasa menjadi kemungkaran terbesar yang wajib dihentikan.

Kalau kewenangan itu digunakan untuk kebaikan, maka kebaikan itu akan dirasakan juga paling luas kepada seluruh rakyat. Sebaliknya, kalau kewenangan itu digunakan untuk kemungkaran, maka kerusakannya juga akan ditimbulkan paling luas dirasakan oleh seluruh rakyatnya. Nah, di situlah kita bisa mengatakan bahwa kejahatan penguasa itu kemungkaran paling besar,” jelasnya.

Menanggapi pandangan sebagian orang yang menganggap koreksi terhadap penguasa hanya tugas ulama, UIY dengan tegas menolak pendapat tersebut. Ia menegaskan bahwa kewajiban menegur penguasa berlaku bagi siapa saja yang menyaksikan kemungkaran.

Itu kekeliruan besar. Nabi mengatakan siapa saja yang melihat kemungkaran, maka dia punya kewajiban untuk menghentikannya… Di situ tidak dikhususkan kepada satu kelompok masyarakat tertentu. Ulama memang lebih punya kewajiban karena tahu ilmunya, tapi tidak berarti hanya ulama. Karena lafaznya menggunakan ‘man’, artinya siapa saja,” ujar UIY.

Lebih lanjut, UIY menekankan pentingnya melakukan koreksi terhadap penguasa secara terorganisasi agar lebih efektif dan berpengaruh luas.

Dilakukan oleh individu bagus, tapi pasti akan lebih efektif dilakukan oleh kelompok. Karena kelompok kumpulan dari orang. Kalau orang saja bisa berpengaruh, apalagi kelompok… Dan itu diperintahkan oleh Allah SWT agar ada satu kelompok yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran,” tulis UIY.

UIY kemudian memperingatkan bahaya ketika penguasa justru bersekutu dengan pelaku kemungkaran, seperti dalam kasus korupsi yang tak kunjung bisa diberantas.

Tugas untuk menghilangkan kemungkaran ini penting, dan yang paling bahaya tentu saja adalah ketika penguasa bersekutu dengan kekuatan kemungkaran… Dalam beberapa tahun terakhir ini, penguasa halih-halih menghentikan kemungkaran, tapi justru bersekutu dengan kemungkaran, khususnya dalam soal korupsi,” ungkapnya.

UIY menegaskan bahwa mengoreksi penguasa bukanlah tindakan menjelekkan, melainkan upaya meluruskan arah kekuasaan agar kembali kepada syariat.

Ini bukan menjelek-jelekkan penguasa, tapi meluruskan penguasa yang keliru,” tandasnya.[] Zainard

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *