MSPI: Tony Blair di Gaza, Kelanjutan Konspirasi Penjajah
MediaUmat – Pengamat Hubungan Internasional dari Masyarakat Sosial Politik Indonesia (MSPI) Hasbi Aswar, Ph.D. mengkritisi keterlibatan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair di Gaza sebagai kelanjutan strategi kolonial Inggris dan Amerika atas Palestina.
“Itu hanyalah kelanjutan dari konspirasi negara-negara penjajah barat khususnya Amerika Serikat bersama dengan Inggris untuk melanggengkan penjajahan Zionisme dan penjajahan Barat atas tanah Palestina” jelasnya dalam Kabar Petang: Gaza Dijadikan Laboratorium Politik Barat, Ahad (5/10/2025) di kanal YouTube Khilafah News.
Hasbi menjelaskan, saat pasukan sekutu termasuk Inggris mengalahkan Khilafah Utsmani tahun 1916. Kemudian tahun 1917 Deklarasi Balfor yang memberikan jalan buat imigran-imigran Yahudi datang ke Palestina yang akhirnya menguasai Palestina.
Tahun 1947, jelas Hasbi, Inggris kemudian memberikan mandat kepada PBB untuk menyelesaikan masalah Palestina sampai akhirnya Palestina dibagi dua. Lebih dari 50% itu dimiliki oleh kaum Yahudi dan hanya 40% lebih dimiliki oleh warga Palestina sendiri dan sisanya itu Yerusalem di bawah kontrol internasional.
“Ini semua desain Inggris,” tegasnya.
Menurutnya, Inggris adalah salah satu negara penyuplai senjata terbesar kepada Israel. “Jadi jelas sekali, Inggris adalah bagian dari pelaku genosida,” tandasnya.
Pembantai
Hasbi menegaskan Tony Blair itu adalah sang pembantai bersama dengan George W. Bush di Irak tahun 2003.
“Mereka bersama-sama dengan alasan Saddam Husein memiliki senjata pemusnah massal melegitimasi serangan terhadap Irak, membunuh ribuan orang bahkan mungkin ratusan ribu orang, juga menghancurkan berbagai infrastruktur di sana,” jelasnya.
Dengan nada tegas, Hasbi mengatakan harusnya Tony Blair itu bersama dengan George W Bush itu dibawa ke mahkamah internasional untuk dihukum gantung.
“Pasalnya mereka melakukan penghancuran dan kerusakan di negeri orang lain. Ini malah yang digantung cuma Saddam Husein,” lanjutnya.
Inilah, simpul Hasbi, ketidakadilan hukum global yang ada sekarang, karena hukum itu hanya diterapkan buat negara-negara, buat pemimpin-pemimpin dari negara yang lemah, negara-negara yang kuat itu tidak tersentuh sama sekali.
“Nah, Tony Blair itu layaknya digantung gitu, bukan diminta untuk mengurusi masalah Gaza,” pungkasnya.[] Muhammad Nur
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat