Ancaman Perang Pakistan terhadap Afghanistan, Sejalan dengan Ancaman Trump

Dalam konferensi pers pada 27 September 2025, Menteri Luar Negeri Pakistan, Talal Chaudhry, mengancam pemerintah Afghanistan jika perundingan yang bertujuan menghentikan serangan di perbatasan kedua negara gagal. Ia mengatakan, “Kami akan menghadapi mereka yang mengerti bahasa peluru dengan peluru.” Ia mengklaim bahwa “Terorisme adalah tantangan terbesar yang dihadapi Pakistan saat ini.”
Surat kabar Pakistan, Dawn, mengutip pernyataannya, bahwa “80 persen pelaku serangan di Pakistan adalah warga Afghanistan. Pakistan sedang dalam proses memperketat langkah-langkah untuk mencegah infiltrasi lintas batas.”
Ancaman Pakistan datang atas perintah Amerika Serikat, yang berupaya meningkatkan tekanan terhadap pemerintah Taliban agar tunduk pada tuntutan kolonialnya. Presiden Pakistan baru-baru ini menuntut agar pemerintah Afghanistan menyerahkan Pangkalan Udara Bagram kepada Pakistan dan mengeluarkan ancaman terhadapnya. Ini berarti Amerika Serikat akan menggunakan rezim Pakistan yang pro-Amerika untuk melawan Afghanistan.
Di sisi lain, menteri Pakistan ini mengabaikan tantangan terbesar yang dihadapi negaranya: pendudukan India atas Kashmir dan ancamannya untuk merebut perairan sungai yang disepakati antara mereka pada tahun 1960. India sedang mengerjakan proyek-proyek pembangkit listrik besar yang akan merampas manfaat perairan ini dari Pakistan, serta upaya India untuk mengusir jutaan Muslim dari negaranya dan menindas mereka.
Kata “terorisme” digunakan oleh menteri tersebut untuk penduduk Muslim di negara itu yang menuntut penerapan Islam. Rezim Pakistan sedang memerangi kembalinya Islam ke tampuk kekuasaan, bahkan menganggap kelompok-kelompok Islam politik seperti Hizbut Tahrir, yang tidak mengangkat senjata, namun menempuh jalan (metode) Nabi saw. untuk mendirikan Khilafah, sebagai kelompok teroris. Pakistan melarang Hizbut Tahrir pada tahun 2003 dengan dalih yang direkayasa, bahkan juru bicara resmi Hizbut Tahrir di Pakistan, Naveed Butt, diculik dan ditahan tanpa diadili sejak tahun 2012. Hal ini menggarisbawahi betapa luasnya ketidakadilan dan penindasan yang dilakukan oleh rezim Pakistan yang pro-Amerika ini (hizb-ut-tahrir.info, 2/10/2025).
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat