FIWS Sebut Ada Hal Paling Fatal dari Pidato Presiden Prabowo

 FIWS Sebut Ada Hal Paling Fatal dari Pidato Presiden Prabowo

MediaUmat Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi menyatakan ada hal yang paling fatal dalam pidato Presiden Prabowo yang berapi-api soal Palestina di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Dan inilah kalau menurut saya, hal yang paling fatal kalau kita bicara tentang pidato Presiden Prabowo yang berapi-api tersebut,” tegasnya dalam Kabar Petang: Prabowo Berpidato, Israel Berpesta Bom, Jumat (26/9/2025) di kanal YouTube Khilafah News.

Memang benar, jelas Farid, Prabowo mengakui adanya genosida di Gaza. “Namun, yang tidak ada dan ini yang menurut saya paling fatal itu adalah tidak menyebutkan siapa pelaku genosida itu,” ucapnya.

Menurutnya, itu betul-betul persoalan yang sangat fatal, padahal sudah sangat jelas pelaku genosida itu entitas penjajah Yahudi.

“Dan dalam pidato itu, juga tidak ada kecaman ya terhadap negara yang mendukung genosida Zionis Yahudi ini, dan siapa negara pendukung utama genosida Zionis Yahudi ini, adalah Amerika Serikat,” tambahnya.

Demikian juga, tuturnya, dalam pidato tersebut tidak menyebutkan sikap diamnya penguasa-penguasa Arab, yang membiarkan genosida ini terus terjadi.

Tidak Cukup

Bila berbicara tentang kejahatan, jelas Farid, tidak cukup hanya membahas kejahatan tapi harus bicarakan pula siapa pelaku, dan berikan sanksinya. “Itu adalah cara untuk menyelesaikan kejahatan,” kritiknya.

Bukan malah sebaliknya, tidak menyebutkan pelaku genosida itu, ungkap Farid, maka pidato Presiden Prabowo tersebut hanya omong kosong belaka.

Karena, tegasnya lagi, bagaimana mungkin bisa menghentikan kejahatan, kalau tidak menyebutkan siapa pelakunya, dan menghukum pelaku itu.

“Inilah yang tidak disebutkan dalam pidato Presiden Prabowo ya, tentu, di antara kebanggaan dan hiruk pikuknya,” imbuhnya.

Maka, jelas Farid, tidak adanya penyebutan siapa pelaku kejahatannya, dan bagaimana sanksinya, maka yang diharapkan yaitu perdamaian dunia menjadi omong kosong, menjadi ilusi.

Oleh karena itu, pungkasnya, perdamaian dunia hanya bisa terwujud kalau pelaku kejahatan genosida ini dihentikan, kalau tidak, maka itu sama artinya membiarkan genosida itu sendiri.[] Nandang Fathurrohman

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *