Kanada, Australia, Inggris, dan Portugal Mengakui Negara Palestina

Kanada, Australia, dan Inggris mengumumkan pengakuan mereka terhadap Negara Palestina pada hari Minggu (21/9) dalam pernyataan resmi, bertepatan dengan dimulainya sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Perdana Menteri Kanada Mark Carney mengatakan dalam sebuah unggahan di platform X, “Kanada akan mengakui Negara Palestina hari ini.”
Sementara itu, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengumumkan pengakuan negaranya atas Negara Palestina, dengan menyatakan, “Australia telah mengakui Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.” Ia menambahkan, “Dengan demikian, Australia mengakui tujuan sah rakyat Palestina,” yang menegaskan kembali dukungan Australia terhadap solusi dua negara.
Kemudian, Menteri Luar Negeri Portugal, Paulo Rangel, mengumumkan bahwa negaranya telah resmi mengakui Negara Palestina, bergabung dengan daftar negara yang semakin banyak yang menyatakan pengakuan mereka terhadap negara Palestina. Ia menambahkan bahwa “Portugal mendukung solusi dua negara sebagai satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian abadi.”
Hamas menyambut baik keputusan Inggris, Kanada, dan Australia untuk secara resmi mengakui Negara Palestina, menganggapnya sebagai langkah penting menuju penegasan hak rakyat Palestina atas tanah dan tempat suci mereka, serta untuk mendirikan negara merdeka dengan al-Quds (Yerusalem) sebagai ibu kotanya.
Kenyataannya, keputusan yang diumumkan oleh negara-negara Barat ini tidak pantas disambut atau dirayakan dari sudut pandang mana pun. Mereka tidak mempertimbangkan kepentingan dan hak-hak rakyat Palestina, sebaliknya kepentingan utama mereka adalah melayani kepentingan mereka sendiri. Keputusan ini tidak ada hubungannya, baik langsung maupun tidak langsung, dengan kepentingan rakyat Palestina atau dengan upaya mengakhiri kejahatan dan pembantaian yang dilakukan terhadap mereka.
Buktinya adalah mayoritas negara anggota PBB telah mengakui Negara Palestina, tetapi pengakuan ini tidak menghentikan entitas Yahudi untuk melanjutkan pembantaian, kejahatan, dan genosidanya. Lebih lanjut, penerimaan mereka terhadap solusi dua negara tidak lain hanyalah konspirasi untuk melegitimasi entitas Yahudi dan mengkonsolidasikan keberadaannya serta melestarikannya di wilayah pendudukan (hizb-ut-tahrir.info, 22/9/2025).
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat