Dedolarisasi Cina, Sinyal Perlawanan terhadap Amerika

MediaUmat – Pengamat Politik Internasional Umar Syarifudin menyatakan upaya dedolarisasi yang dilakukan Cina adalah sinyal perlawanan terhadap dominasi dan penjajahan yang dilakukan oleh Amerika Serikat.
“Upaya dedolarisasi yang dilakulan Cina adalah sinyal perlawanan terhadap dominasi dan penjajahan yang dilakukan oleh Amerika Serikat,” tuturnya di dalam video Cina Pimpin Dedolarisasi, Selasa (16/9/2025) di akun TikTok @umar__syarifudin.
Karena, jelasnya, dengan memperkuat transaksi mata uang lokal maka finansial makin kokoh dan biaya transaksi lebih efisien.
“Tarif 10 persen itu benar. Mereka harus membayar tarif 10 persen jika mereka di dalam BRICS,” bebernya.
Namun, paparnya, langkah ini sebatas mengurangi ketergantungan dan belum menyentuh akar masalah.
“BRICS didirikan untuk membuat dolar merosot dan menjadi standar mengeluarkan dolar dari kestabilan,” ungkapnya.
Sejatinya, beber Umar, sistem berbasis dolar tetap menyisakan ketidakstabilan global.
Jalan keluar yang sesungguhnya, tegasnya, ada pada sistem ekonomi Islam.
“Menggunakan mata uang dinar dan dirham yang berpijak pada nilai riil dan prinsip keadilan. Sekaligus membebaskan dunia dari hegemoni kapitalisme,” pungkasnya.[] Novita Ratnasari
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat