Kapal Saudi Diduga Angkut Senjata AS untuk Zionis, Bukan Kebetulan

MediaUmat – Menanggapi kapal milik Arab Saudi Bahrianbu yang dicegat oleh pekerja pelabuhan di Genoa, Italia yang mengangkut persenjataan dari Amerika Serikat dan diduga akan digunakan Zionis Yahudi untuk membantai warga Palestina, Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi menyatakan ini bukan suatu kebetulan.
“Ini bukan suatu kebetulan,” ujarnya dalam Kabar Petang: Terbongkar Konspirasi Perdagangan Senjata untuk Israel, Saudi Terlibat? di kanal YouTube Khilafah News, Rabu (3/9/2025).
“Ini merupakan posisi Arab Saudi sebagai bagian dari arsitektur keamanan regional yang dirancang oleh Washington,” jelasnya.
Pasalnya, sebut Farid, rezim Saudi pada hakikatnya adalah kepanjangan tangan AS di Jazirah Arab.
Menurutnya, sejak awal berdirinya Kerajaan Arab Saudi ini eksistensinya tidak lepas dari perlindungan kolonial Inggris yang kemudian diwariskan kepada AS.
“Maka ketika Amerika Serikat memerlukan jalur distribusi senjata bagi sekutunya termasuk Israel, maka sangat wajar bila kapal Arab Saudi dijadikan sarana,” sambungnya.
Menurut Farid, meskipun pihak Bahrianbu menyatakan penolakan dengan mengatakan tidak pernah mengangkut senjata ke Israel, tapi fakta di lapangan sulit dibantah.
“Aksi pekerja pelabuhan di Genoa Italia ini bukan sekadar rumor tapi mereka langsung naik ke kapal Bahrianbu kemudian mendokumentasikan isi muatannya berupa kontainer berisi senjata berat produksi Leonardo Oto Malara, tank amunisi, kendaraan lapis baja,” ujarnya.
Ia menandaskan yang jelas-jelas ini bukan kargo sipil.
Arab Saudi Berperan dalam Normalisasi
Farid menilai, Saudi sangat berperan dalam normalisasi walaupun Saudi sampai sekarang ini tidak menunjukkan secara terbuka melakukan normalisasi dengan entitas penjajah Zionis Yahudi.
“Namun banyak fakta yang menunjukkan Saudi-lah yang menjadi arsitektur bagi normalisasi beberapa negara-negara Arab belakangan ini,” terangnya.
Isu Dua Negara
Menurutnya, Saudi juga berperan dalam mengusung isu dua negara sebagaimana yang dilakukan oleh Saudi dalam Deklarasi New York. Sementara nyata-nyata isu dua negara yang menjadi solusi untuk Palestina itu adalah solusi palsu yang menjebak. Sebab solusi dua negara adalah solusi yang sangat lemah.
Farid pun menyampaikan dua poin alasannya. Pertama, dilihat dari posisi, solusi dua negara itu tetap mempertahankan eksistensi penjajah Yahudi. Maka, persoalan Palestina maka tidak akan selesai. Karena, persoalan di Palestina itu disebabkan karena eksistensi penjajah Yahudi ini.
Kedua, kalaupun ada dua negara di sana, ada negara Palestina di sana, tentu adalah negara Palestina yang lemah yang diposisikan tidak sampai pada tingkat yang mengancam Israel.
“Dan posisi lemah ini sudah dirancang sejak sekarang,” ungkapnya seraya menyebut itu sesungguhnya bentuk dari pengabaian terhadap solusi yang utama.
“Solusi utamanya itu seharusnya Saudi menyatukan kaum Muslimin, menggerakkan kaum Muslimin, menggerakkan negeri-negeri Islam untuk mengirimkan tentaranya,” jelasnya.
Jadi, simpul Farid, kalau dilihat yang dilakukan oleh Saudi sekarang ini jelas adalah merupakan pengkhianatan yang terbuka terhadap kaum Muslim.[] Muhammad Nur
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat