FIWS: Retorika Saudi Soal Palestina Hanya Topeng Publisitas

 FIWS: Retorika Saudi Soal Palestina Hanya Topeng Publisitas

MediaUmat–  Retorika Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan yang menyebut rakyat Palestina sedang menghadapi bentuk penindasan dan genosida paling mengerikan dan bungkamnya internasional terkait kejahatan ini memperburuk tragedi dinilai Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi hanya topeng publisitas.

“Retorika Saudi soal Palestina hanya topeng publisitas, sementara di balik layar mereka memperkuat hubungan militer, ekonomi, dan diplomatik dengan kekuatan global yang juga mendukung Israel—seperti terlihat dalam mega-deal dengan Trump,” ujarnya kepada media-umat.com, Selasa (26/8/2025).

Sekali lagi, ia menegaskan pernyataan Menlu Saudi tersebut sebagai pencitraan palsu untuk menunjukkan Saudi seolah peduli kepada Palestina, sementara di balik itu mereka jadi pelopor normalisasi hubungan Arab–Israel, memperkuat legitimasi penjajah di tengah retorika pro-Palestina.

Selain itu, jelas Farid, Saudi juga jadi sponsor solusi dua negara. “Saudi mendukung two-state solution yang sebenarnya memastikan kelangsungan eksistensi Israel dan menggagalkan cita pembebasan penuh Palestina,” terangnya.

Lebih jauh, sebut Farid, Saudi juga membiarkan agresi entitas penjajah Zionis melintas wilayah udaranya. “Saudi memberikan akses wilayah udaranya kepada jet tempur Israel untuk menyerang negeri-negeri Muslim—tindakan yang menunjukkan arah keberpihakan yang keliru,” ungkapnya.

Bahkan, beber Farid, peran proaktif Saudi dalam memperkuat entitas penjajah Zionis Yahudi secara diplomatik makin jelas ketika mereka mengadakan forum investasi besar-besaran dan membuka jalurnya untuk peluncuran normalisasi, membawa legitimasi baru bagi status quo penjajahan.

Padahal jika benar peduli, tegas Farid, Saudi seharusnya mengirim pasukan atau dukungan nyata ke Palestina, bukan hanya retorika tanpa aksi.

Selain itu, Farid menegaskan, sikap Saudi terkait Palestina juga tidak netral bahkan sedang mengonsolidasikan kekuasaan dengan Barat.

“Sikap netral? Bukan. Saudi sedang mengonsolidasikan kekuasaan dengan Barat, sambil mengesampingkan solidaritas nyata terhadap tanah suci dan umat Palestina akibat kepentingan korporasi dan politik global,” jelasnya.

Mesra dengan AS

Selain dengan entitas penjajah Zionis Yahudi, terang Farid, Saudi juga menamapkkan kemesraannya dengan Amerika Serikat, negara yang mendukung penuh eksistensi entitas penjajah Zionis Yahudi.

“Saudi secara aktif menjaga hubungan erat dengan Donald Trump, seorang pendukung berat Israel dan pakar pencitraan pro-Yahudi—bukan menjadi pelindung sejati umat,” ungkapnya.

Salah satu indikasinya, sebut Farid, bisa dilihat dari hasil kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Arab Saudi pada Mei 2025. Di antaranya, pertama, Trump berhasil mengamankan kesepakatan penjualan senjata ke Saudi senilai US$142 miliar, serta komitmen investasi Saudi ke AS hingga US$600 miliar dalam sektor pertahanan, energi, teknologi, infrastruktur, dan AI.

Kedua, ditandatanganinya Strategic Economic Partnership memperkuat hubungan Saudi–AS di sektor energi, pertahanan, kesehatan, riset ilmiah, dan ruang angkasa. Ketiga, kesepakatan besar mencakup kerja sama AI: AMD, Nvidia, serta AWS terlibat dalam proyek-proyek AI Saudi; termasuk penyediaan chip dan ekosistem digital melalui HUMAIN.

Keempat, kunjungan Trump disambut meriah: acara kenegaraan, karpet merah, kuda Arab, pedang emas, dan kehadiran CEO seperti Elon Musk, Sam Altman, Larry Fink.[] Joko Prasetyo

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *