Farid Wadjdi: Entitas Yahudi, Teroris Paling Nyata di Muka Bumi

MediaUmat – Serangan bombardir yang dilakukan entitas Yahudi ke markas besar militer Suriah dan sejumlah bangunan pemerintahan di Damaskus termasuk area istana kepresidenan pada Rabu, menurut Direktur Forum Ideologi dan Wacana Strategis (FIWS) Farid Wadjdi menunjukkan wajah asli teroris paling nyata di muka bumi.
“Serangan brutal entitas Yahudi ‘Israel’ ke jantung Damaskus, ibu kota Suriah, kembali menelanjangi wajah asli entitas penjajah ini: teroris paling nyata di muka bumi,” ujarnya kepada media-umat.com, Jumat (18/7/2025).
Menurut Farid, serangan ke pusat pemerintahan negara berdaulat, atas dalih fiktif “melindungi kelompok Druze”, adalah bentuk arogansi kolonial yang seharusnya mengundang pernyataan perang dari setiap negara Muslim.
“Bukan hanya kecaman kosong dan diplomasi hambar,” tegasnya.
Terkait itu, ia pun menyampaikan tujuh catatan pentingnya. Pertama, entitas Yahudi adalah teroris sejati. Menurutnya, serangan ini bukan yang pertama, dan jelas bukan yang terakhir.
“Sejak entitas Zionis ini menjajah Palestina, kekerasan, pembunuhan massal, penghancuran infrastruktur, dan penjajahan terbuka terus menjadi metode tetap,” ujarnya.
Farid menyebut, dunia Barat menyebut siapa pun teroris, kecuali entitas Yahudi itu sendiri.
“Padahal inilah (Zionis Yahudi) teroris yang sebenarnya. Yang menyerang negara lain tanpa peringatan. Yang mengebom rumah sakit, sekolah, dan kamp pengungsi,” tegasnya.
Kedua, bangkrutnya hukum internasional dan kemandulan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Menurut Farid, serangan ke Damaskus ini memperlihatkan sekali lagi bahwa hukum internasional dan PBB hanyalah alat politik para penjajah.
“Entitas Zionis bisa menyerang kapan pun dan ke mana pun—baik di Gaza, Beirut, Baghdad, hingga kini Damaskus—tanpa pernah dihentikan secara tegas oleh PBB atau kekuatan dunia. Lalu kita masih percaya pada resolusi Dewan Keamanan? Masih berharap pada mekanisme internasional? Ini omong kosong yang telah mati berkali-kali oleh fakta,” ungkapnya.
Ketiga, musuh nyata kaum Muslim. Farid menegaskan, entitas Yahudi bukan sekadar penjajah Palestina, ia adalah musuh umat Islam, musuh akidah, musuh eksistensi Islam itu sendiri.
“Maka wajib bagi setiap penguasa Muslim menempatkan entitas ini sebagai target jihad. Pemerintah Suriah, seharusnya jika memiliki martabat, mengumumkan perang jihad terhadap Israel, bukan sekadar menjadi korban, lalu mengadukan nasib ke PBB yang tidak akan pernah membela mereka,” sarannya.
Keempat, alasan melindungi Druze adalah dalih tak masuk akal. Farid menyebut, dalih Israel menyerang Damaskus demi melindungi kelompok Druze hanyalah dalih murahan yang dibuat-buat.
“Bayangkan jika ada negara lain menyerang Amerika Serikat hanya karena ingin melindungi komunitasnya di sana—apakah dunia akan membenarkannya? Tentu tidak! Ini standar ganda khas kolonialisme. Israel menciptakan dalih, lalu menjadikan itu dasar pembenaran pengeboman negara lain—dan dunia hanya menonton,” bebernya.
Kelima, diamnya para penguasa Arab menjadi lampu hijau bagi entitas Yahudi. Menurutnya, entitas Yahudi bisa bertindak sesuka hati bukan karena kekuatannya, tapi karena pengkhianatan dan diamnya para penguasa Arab.
“Mereka (para penguasa Arab) lebih takut pada kutukan Washington daripada murka Allah. Tidak satu pun dari mereka mengirim pasukan, tidak satu pun mengancam Israel secara militer. Mereka menjadi tameng politik Israel secara tidak langsung, melindungi musuh umat dan mengkhianati darah kaum Muslimin,” jelasnya.
Keenam, saatnya mobilisasi tentara kaum Muslim. Menurut Farid, cukup sudah darah kaum Muslim ditumpahkan tanpa ada jawaban. Sudah saatnya mobilisasi militer kaum Muslim, menggerakkan pasukan bukan atas nama negara-negara nasionalis buatan kolonial.
“Tapi atas nama satu umat, satu kepemimpinan, satu komando: jihad fi sabilillah untuk membebaskan negeri-negeri Muslim dari cengkeraman Zionis dan imperialis,” serunya.
Ketujuh, solusinya: Khilafah ala Minhaj an-Nubuwwah. Realitas ini sekali lagi, tegas Farid, menunjukkan tidak ada kekuatan politik yang melindungi umat Islam kecuali khilafah.
“Hanya dengan Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah, umat Islam akan memiliki satu komando, satu angkatan bersenjata, dan satu pemimpin yang tidak takut kepada Trump atau Netanyahu, tapi hanya takut kepada Allah. Inilah solusi syar’i dan strategis yang harus diperjuangkan oleh setiap Muslim,” pungkasnya.[] Joko Prasetyo
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat