Uskup Anglikan Jerusalem: Kristiani Wajib Lawan Ketidakadilan di Gaza
MediaUmat – Tak hanya berlaku bagi politikus, demi kemanusiaan kaum gereja juga memiliki kewajiban melawan ketidakadilan yang selama ini terjadi di Gaza, Palestina.
“Kita bukan politikus, tetapi kita wajib berbicara melawan ketidakadilan (yang selama ini terjadi di Gaza) demi kemanusiaan dan arti menjadi seorang penganut Kristiani,” demikian penuturan Uskup Gereja Anglikan Jerusalem Hosam Naoum dikutip Reuters, Rabu (16/7/2025).
Menurutnya, sikap ini sebagai bentuk kesadaran untuk mewujudkan salah satu ajaran ketuhanan ke dalam suatu tindakan nyata.
Maka tak heran, Naoum yang kala itu sedang berada di York, Inggris, untuk mengikuti pertemuan Sinode Gereja Anglikan, juga menyinggung jalan keluar paling manusiawi untuk mengatasi ketidakadilan di Gaza adalah dengan menghentikan pendudukan atas wilayah Palestina.
Suasana Mengerikan
Terlebih, seperti halnya dilansir kabar Independent dan Telegraph, terdapat suasana mengerikan seputar distribusi makanan di sana.
Artinya, untuk memperoleh obat-obatan hingga bantuan sosial, Naoum mengungkapkan yang tampak justru pemandangan mengerikan bak adegan di dalam cerita Hunger Games.
Hanya, cerita di Gaza bukan tentang gladiator yang bertarung di arena demi kesejahteraan seperti serial novel berlatar di masa depan distopis, berikut premis yang terinspirasi dari zaman Romawi Kuno tersebut. Yang terjadi di sana justru anak-anak dan remaja ‘bertarung’ di arena demi kesejahteraan.
“Setiap daerah mengirim dua anak sebagai tribute (semacam upeti) yang harus bertarung sampai mati. Pemenangnya menerima hadiah pasokan makanan untuk daerah asalnya selama satu tahun sampai Hunger Games berikutnya diadakan,” sambungnya menandaskan.
Alhasil, berdasarkan data PBB, di antara total 58.000 warga Gaza yang tewas akibat perang Hamas-Israel yang pecah sejak 7 Oktober 2023 lalu, ada 798 kematian akibat antrean bantuan sosial.
Untuk ditambahkan, selain kondisi antrean yang tidak manusiawi, lokasi posko sering kali berada di dekat sasaran tembak militer Zionis Yahudi.
Sebutlah Ravina Shamsadani, juru bicara Kantor Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR), mengatakan mayoritas kematian berada di lokasi posko-posko yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF).
“Data 27 Mei-7 Juli 2025, ada 798 orang tewas. Sebanyak 615 korban tewas di sekitar posko GHF dan 183 korban diduga tewas dalam perjalanan menuju posko,” pungkas Shamsadani saat jumpa pers di Geneva, Swiss, pekan lalu.[] Zainul Krian
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat