FAKKTA: Hindari Risiko Tarif Impor Trump dengan Solusi Khalifah Umar

 FAKKTA: Hindari Risiko Tarif Impor Trump dengan Solusi Khalifah Umar

MediaUmat Peneliti Forum Analisis dan Kebijakan untuk Transparansi Anggaran (FAKKTA) Muhammad Ishak menyebut solusi ekonomi berbasis ideologi Islam yang mengacu pada kebijakan Khalifah Umar bin Khaththab ra dapat menjadi solusi untuk menghindari risiko tarif impor 32 persen yang diberlakukan Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump.

“Solusi ekonomi berbasis ideologi Islam yang mengacu pada kebijakan Umar bin Khaththab ra dapat menjadi solusi untuk menghindari risiko tarif impor 32 persen,” ujarnya kepada media-umat.com, Jumat (11/7/2025).

Yaitu, jelas Ishak, dengan menerapkan tarif resiprokal setara dengan yang dikenakan AS terhadap barang ekspor Indonesia. Namun, untuk barang yang tidak diproduksi di Indonesia, tarif dapat dikurangi atau dihapuskan guna menjaga ketersediaan kebutuhan domestik.

Selain itu, Ishak menilai, diversifikasi pasar ekspor ke negara-negara Muslim, seperti anggota OKI (Turki, Malaysia, negara-negara Teluk), perlu diperkuat melalui kerja sama perdagangan bilateral dan multilateral.

“Termasuk promosi produk halal untuk meningkatkan daya saing di pasar global,” jelasnya.

Untuk mendukung ketahanan ekonomi, sebut Ishak, semua hambatan yang mengganggu daya saing produk dometsik harus diperbaiki, seperti: biaya energi yang mahal karena listrik industri tidak disubsidi; suku bunga tinggi (salah satu tertinggi di Asia); infrastruktur dan logistik yang lemah akibat korupsi (anggaran 30 persen bocor); serta birokrasi berbelit dan praktik pungli.

Ishak kembali menegaskan Sistem ekonomi Islam menawarkan solusi melalui pengelolaan sumber daya publik seperti batu bara, minyak, dan gas untuk menyediakan energi murah tanpa orientasi profit semata, pembiayaan syariah anti-riba untuk memudahkan investasi, serta pemberantasan korupsi dan pungli secara tegas guna menciptakan iklim usaha yang kondusif.

“Peningkatan investasi dalam riset dan pengembangan (R&D), yang saat ini sangat minim, juga krusial untuk menghasilkan produk kompetitif,” pungkas Ishak.[] Fatih Sholahuddin

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *