Eksistensi Israel Muncul Atas Pondasi Negara Barat

MediaUmat – Terkait runtuhnya mitos Israel negara tak terkalahkan setelah dirudal balik oleh Iran sehingga Amerika Serikat turun tangan merudal Iran, Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana menyatakan eksistensi Israel memang muncul atas pondasi negara-negara Barat.
“Eksistensi Israel ini kan muncul atas pondasi negara-negara Barat,” ujarnya dalam Kabar Petang: Hancurlah Mitos Israel Negara Tak Terkalahkan! Simak Analisa Mengerikan Ini, Ahad (22/06/2025) di kanal YouTube Khilafah News.
Dulu, jelas Budi, pasca-Perang Dunia I, Inggris yang menyiapkan kemunculan negara Zionis ini kemudian pasca-Perang Dunia II, AS yang mengokohkan sehingga berdirilah negara Israel tahun 1948.
Menurut Budi, pembentukan pemerintahan termasuk juga pembentukan kekuatan militer di Israel, tidak lepas dari dukungan negara-negara penyokongnya, terutama Amerika Serikat.
“Dalam penganggaran bantuan militer Amerika ke luar negeri, Israellah negara yang mendapatkan bantuan militer terbesar dari Amerika Serikat sejak Israel itu ada,” ungkapnya.
Termasuk juga Israel Defense Force, lanjutnya, kekuatan militer Israel itu juga dilatih, diberikan asistensi bahkan juga hampir semua alutsistanya itu disokong oleh Amerika Serikat.
“Setiap persenjataan tercanggih yang Amerika miliki itu kemudian di-deploy (dikirimkan) ke Israel misalkan kemarin digunakan pada saat penyerangan Iran adalah F35, juga pembentukan atau pembuatan Iron Dome sebuah strategi pertahanan militer Israel yang itu dibuat dan di-support (sokong) oleh Amerika Serikat sejak tahun 2011,” jelasnya.
Ketika eskalasi konflik di Timur Tengah ini meningkat, ucap Budi, Israel tidak ingin ada negara nuklir yang dapat mengancam dia.
“Makanya kemudian dia menyerang instalasi nuklir yang diduga akan dibuat senjata nuklir termasuk juga ilmuwan-ilmuwan nuklir yang ada di Iran itu menjadikan sasaran,” bebernya.
Menurut Budi, ini menunjukkan memang Israel ini harus menjadi pondasi penopang dari kekuatan militer dan juga politik negara penopangnya khususnya Amerika di kawasan tersebut.
“Sehingga ketika ada respons dari Iran dan ada indikasi atau kekhawatiran mungkin bahwa kemudian eskalasi ini meningkat dan bisa membuat kewalahan maka sebagai negara supporting Amerika ini harus mem-backup (bantu)-nya,” sambungnya.
Maka, ujarnya, terjadilah pergeseran-pergeseran pasukan militer Amerika terutama yang ada di kapal induk baik yang ada di Laut Mediterania, laut tengah itu bergeser ke arah timur mendekati wilayahnya Israel.
“Termasuk juga USS Nimitz yang awalnya dia berencana mengunjungi Vietnam, karena ada potensi eskalasi di Timur Tengah meningkat maka kemudian digeser ke sekitaran Laut Hindia dan ke arah Teluk,” pungkasnya.[] Muhammad Nur
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat