MSPI: Ambisi Kekuasaan Jokowi Tidak Lagi Bisa Dikendalikan

MediaUmat – Pernyataan Presiden RI Ke-7 Jokowi yang mengalkulasi dirinya menjadi Ketum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), menurut Peneliti Masyarakat Sosial Politik Indonesia (MSPI) Dr. M. Riyan M. Ag. menunjukkan ambisi kekuasaannya ternyata tidak lagi bisa dikendalikan.
“Bentuk sebuah absurditas di dalam politik yang menunjukkan bahwa ambisi kekuasaan itu ternyata tidak lagi bisa di kendalikan,” ujarnya dalam Kabar Petang: Jika Jokowi Ketum PSI…, Jumat (23/5/2025) di kanal YouTube Khilafah News.
Jadi, kata Riyan, nafsu untuk berkuasa itu tetap diumbar. “Dengan mengambil berbagai kondisi yang sangat-sangat tadi ironis,” sambungnya.
Setelah pecah kongsi dengan PDIP, sebutnya, dia berusaha untuk rental sebuah kendaraan.
“Jadi, hanya untuk disewa sesaat, itulah yang terjadi dengan demokrasi. Demokrasi itu kan intinya adalah ironi,”cetusnya.
Sebuah Gimik
Riyan berpandangan persoalan ini hanya sekadar sebuah gimik-gimik yang sebenarnya tidak ada manfaatnya untuk masyarakat secara keseluruhan.
Orang berpartai itu, jelas Riyan, kalau memiliki gagasan dalam bentuk ideologi, harusnya menjadikan partainya sebagai representasi dari gagasan tersebut.
“Seorang Muslim dia ingin mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideologisnya dalam sudut pandang Islam, maka dia pasti akan membentuk partai yang sifatnya ideologis,” tukasnya.
Kemudian, jelasnya, dia berusaha mengedukasi masyarakat agar masyarakat itu benar-benar memahami yang menjadi kehendak Islam itu melalui partainya.
“Bukan malah justru membeli suara rakyat yang ada dengan kucuran-kucuran dana yang tidak mendidik rakyat itu sendiri,” tegasnya.
Sayangnya, sebut Riyan, rakyat malah disuguhi sebuah teater, sebuah partai itu bukan malah menjadi contoh pendidikan politik di tengah-tengah masyarakat yang jelas itu membutuhkan berbagai pendampingan.
“Tetapi malah justru mereka menari di atas ketidakpahaman masyarakat tentang masalah itu, justru dia mengklaim bahwa dirinya ini tetap mewakili rakyat tadi,” pungkasnya.[] Muhammad Nur
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat