‘Entitas Yahudi Serang Gaza sebagai Serangan Balasan’, Narasi Playing Victim

 ‘Entitas Yahudi Serang Gaza sebagai Serangan Balasan’, Narasi Playing Victim

MediaUmat.info – Cendikiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) mengungkap narasi yang menyebut ‘entitas Yahudi menyerang Gaza sebagai serangan balasan terhadap Hamas’ merupakan playing victim (menyalahkan pihak lain dan berpura-pura sebagai korban).

“Jadi jelas sekali itu playing victim,” ungkapnya dalam Fokus: Menjawab Penyesatan di Seputar Palestina, Ahad (11/5/2025) di kanal YouTube UIY Official.

Karena, menurutnya, secara logika jika diserang karena diserang, lantas kenapa menyerang Tepi Barat yang tidak ada Hamasnya? Menyebabkan ratusan orang meninggal. Kekejian Zionis Yahudi lebih tampak saat penggusuran, penghancuran rumah-rumah Palestina, pembangunan pemukiman baru dan perluasan pemukiman lama.

“Jadi, saya kira itu logika yang sangat naif. Tetapi ternyata meskipun itu logika yang naif, masih saja ada orang yang percaya gitu. Jadi, sama naifnya dengan yang membangun logika itu,” tegasnya.

Ia juga menerangkan tentang opini penyesatan seruan perpindahan warga Palestina ke negara-negara tetangga dikarenakan kuatnya Zionis Yahudi, sehingga tidak mungkin bisa dilawan.

UIY menegaskan, Saudara Palestina tidak akan mungkin pergi dari tanah kelahirannya, menjaga wilayah yang luar biasa yaitu Baitul Maqdis, tempat peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

“Karena itu kata mereka, ‘Tidak ada alasan bagi kami untuk pergi. Karena kami merasa, kami harus menjaga bumi yang diberkahi ini. Kami sudah ada di medan jihad!’” terangnya.

“Kenapa kami pergi? Kenapa kami disuruh hijrah? Kalau kami hijrah itu berarti meninggalkan bumi yang diberkahi dan meninggalkan tempat di mana kami akan mendapatkan dua kebaikan,” imbuhnya mengutip pernyataan warga Gaza.

Menurut UIY, di kalangan kaum Muslim sendiri muncul pesimisme kemenangan Palestina atas Zionis Yahudi yang didukung Barat, dengan mengatakan, “Lebih baik menyerah dan menerima state solution.”

UIY menjelaskan, sikap tersebut memalukan karena Theodor Herzl, pembawa gagasan negara Yahudi, meski dianggap mimpi oleh kalangan Yahudi sendiri, tetapi akhirnya terwujud negara Yahudi tahun 1948.

“Nah, jadi penting saya kira, kita ini mau menjadi seorang Muslim yang di dalam kita berjuang memang kadang-kadang itu kita bertumpu kepada kenyataan. Tetapi juga kita tidak boleh dalam perjuangan itu tidak bertumbuh pada keyakinan. Kalau semata pada kenyataan enggak pernah ada cita-cita penaklukan Konstantinopel,” tandasnya.[] Lukman Indra Bayu

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *