HILMI: Konflik India-Pakistan, Perang Proksi Berlapis

 HILMI: Konflik India-Pakistan, Perang Proksi Berlapis

MediaUmat.info Konflik India-Pakistan terkait wilayah Kashmir yang dimulai dengan serangan India ke wilayah Pakistan pada 7 Mei 2025 dengan melancarkan Operasi Sindoor dan disusul pertempuran udara terbesar sejak 2019 dinilai Perhimpunan Intelektual Muslim Indonesia (HILMI) sebagai perang proksi berlapis.

“Konflik 2025 memperlihatkan perang proksi berlapis,” ujar HILMI dalam rilis Intellectual Opinion yang diterima media-umat.info, Selasa (13/5/2025).

HILMI memandang, ada tiga pola aliansi kekuatan militer yang terbentuk dalam konflik tersebut.

Pertama, aliansi India, Prancis dan Israel. HILMI mengungkapkan, 40 jet Rafale dari Dassault (Prancis) sudah operasional di India ditambah varian Rafale-M (maritim) yang dipesan pada tahun 2025. Sedangkan Israel menjadi pemasok besar sistem drone, radar dan misil ke India.

Kedua, aliansi Pakistan dan Cina. HILMI menyebut, sekitar 75 % impor senjata Pakistan datang dari Cina. Bahkan jet J-10C buatan Cina dikonfirmasi berhasil menjatuhkan dua jet India, termasuk Rafale. Ini adalah demonstrasi pertama keunggulan rudal PL-15 atas rudal Eropa.

Ketiga, Rusia. Menurut HILMI, Rusia memiliki obligasi historis dengan India yakni pesawat Su-30 dan rudal BrahMos. Akan tetapi kini Rusia juga menjual helikopter Mi-35 ke Pakistan. Sehingga Moskow menyerukan dialog dan menawarkan mediasi.

Menurut analisa HILMI, Beijing menilai setiap pelemahan India akan menguntungkan posisi Cina di Himalaya.

Sedangkan Barat memandang India sebagai mitra tandingan Cina, tapi tetap menekankan stabilitas. Di sisi lain Rusia mencoba menjaga keseimbangan sambil mempertahankan ekspor energi dan senjata ke India dan Pakistan. Rusia menganggap stabilitas Asia Selatan penting bagi rantai pasok global dan kerja sama regional seperti BRICS.

“Tapi tanpa penyelesaian menyeluruh atas Kashmir, Tibet, dan diskriminasi minoritas, siklus krisis ini kemungkinan akan terus berulang,” beber HIILMI.

Terakhir, HILMI memandang, perspektif Islam ke depan bahwa umat Islam di India, Pakistan, dan seluruh dunia Islam ditantang untuk mengambil peran aktif dalam meredakan ketegangan melalui dakwah yang mencerahkan dan keteladanan dalam membangun persatuan.

Sebab, tulis HILMI, persatuan dunia Islam yang damai akan menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia, menjaga Asia Selatan dan dunia dari bencana perang nuklir serta membongkar skenario oligarki global yang terus memanfaatkan isu terorisme sebagai dalih untuk menciptakan konflik demi keuntungan industri keuangan, energi dan senjata.

“Sudah saatnya dunia Islam kembali memiliki satu negara pertama yang mempersatukan visi umat, agar tidak selamanya terombang-ambing dalam konflik yang dipicu nasionalisme sempit dan dimanipulasi oleh permainan oligarki global,” pungkas HILMI.[] Agung Sumartono

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *