Latihan Militer Yordania- Negara Barat, Proyek Kolonial

Latihan Militer Gabungan dengan Negara Barat di Yordania Dinilai Sebagai Ancaman dan Bagian dari Proyek Kolonial
Amman, 13 Mei 2025 — Sejumlah latihan militer gabungan antara Yordania dan negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis yang berlangsung selama April 2025 dinilai oleh Hizbut Tahrir di Wilayah Yordania sebagai bentuk ancaman langsung terhadap umat Islam dan bagian dari proyek kolonial yang lebih luas untuk memberdayakan entitas Yahudi di Palestina.
Dalam keterangan tertulis yang diterima pada Selasa (13/5), Hizbut Tahrir menyebut latihan militer tersebut sebagai langkah sistematis untuk memperkuat dominasi Barat di kawasan, khususnya dalam menjaga kepentingan keamanan Israel. Kelompok ini menuding rezim Hashemite di Yordania terlibat dalam kerja sama strategis dengan kekuatan asing yang mereka anggap memusuhi umat Islam.
Selama April 2025, tercatat beberapa kegiatan militer yang menonjol:
- Kunjungan Jenderal Michael Kurilla dari Komando Pusat AS ke Amman dan pertemuan dengan pimpinan militer Yordania pada 2 April.
- Latihan gabungan “Jabal 6” yang melibatkan pasukan Yordania dan pasukan khusus Prancis pada 14 April.
- Latihan militer bersama “Jade Chameleon 25.2” antara Yordania dan Amerika Serikat yang berakhir pada 23 April.
- Rangkaian pertemuan pejabat militer Yordania dan Inggris, termasuk kunjungan Komandan Akademi Militer Sandhurst dan Duta Besar Inggris ke Amman pada 24–29 April.
Menurut Hizbut Tahrir, keberadaan pangkalan militer asing di wilayah Yordania — termasuk milik Amerika, Prancis, dan Inggris — merupakan bukti keterlibatan langsung negara-negara Barat dalam agenda politik dan militer di kawasan. Mereka juga mengkritik perjanjian pertahanan Yordania-AS yang ditandatangani pada 2021, yang memberikan kekebalan hukum bagi ribuan personel militer Amerika di tanah Yordania.
Hizbut Tahrir menolak dalih bahwa latihan gabungan tersebut ditujukan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan dan keamanan regional. Sebaliknya, mereka menilai kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat posisi Barat dan melanggengkan proyek-proyek kolonial di Timur Tengah, termasuk menjaga keberlangsungan Israel.
“Ini merupakan bentuk penghinaan terhadap umat Islam dan pelanggaran terhadap kedaulatan umat,” tulis Hizbut Tahrir dalam pernyataannya.
Kelompok ini menyerukan masyarakat Yordania untuk menolak keterlibatan militer asing dan mendukung perjuangan rakyat Palestina, serta mendorong tegaknya kekuasaan Islam yang independen dari pengaruh asing. []AF
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat