Perbuatan Menyerempet SARA, MUI: Kenapa Pihak Keamanan Kesannya Biasa Saja?
Mediaumat.id – Menyikapi banyaknya perbuatan yang menyerempet SARA (suku, agama, ras dan antar golongan), yang cukup mengganggu dan menimbulkan kegaduhan, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Dr. Anwar Abbas mempertanyakan sikap aparat keamanan.
“Kenapa pihak keamanan kesannya kok biasa-biasa saja? Yang saya tahu kesabaran seseorang atau sekelompok orang itu ada batasnya. Dan bila batas itu dilewati maka tidak mustahil hal-hal yang tidak kita inginkan bisa terjadi dan hal demikian tentu saja tidak kita harapkan,” tuturnya pada Mediaumat.id, Sabtu (25/6/2022).
Anwar mencontohkan beberapa perbuatan SARA tersebut, seperti adanya orang atau pihak yang membuat rendang daging babi Padang dan nasi uduk babi Aceh yang sangat menyinggung dan melukai hati orang Minangkabau atau Padang dan Aceh.
“Dan terakhir kita dikejutkan lagi oleh Holywings di akun Instagramnya yang jelas-jelas mengandung unsur SARA,” ujar Anwar merujuk kafe yang sempat menampilkan gambar dari promosi produk minuman beralkoholnya dengan menggratiskan satu botol alkohol bagi calon konsumen yang memiliki nama Muhammad dan Maria.
Menurut Anwar, hal ini tentu jelas sangat menyinggung hati umat Islam. Ia memberikan alasan karena nama Muhammad itu nama nabi dan sosok yang sangat dihormati oleh umat Islam. “Beliau (Nabi) telah melarang umatnya untuk meminum alkohol dan atau minuman keras, tapi Holywings malah memberi hadiah dan menggratiskan satu botol alkohol bagi calon konsumen yang memiliki nama Muhammad,” kesalnya.
Mungkin, lanjut Anwar, ada yang berkilah bahwa mereka tidak menghina Nabi Muhammad SAW dan orang yang beragama Islam. Mereka hanya ingin memberi kehormatan dan hadiah kepada orang yang bernama Muhammad.
“Pertanyaannya dari ribuan nama yang ada yang mungkin bisa mereka pilih dan kasih hadiah mengapa nama Muhammad yang mereka pilih? Apakah mereka tidak tahu nama itu adalah nama yang sangat dihormati oleh umat Islam?” tanyanya.
“Saya melihat hal ini jelas-jelas sangat tendensius dan berpotensi memancing kekeruhan dan kemarahan umat Islam. Tapi karena yang bersangkutan sudah minta maaf ya sudah,” tandasnya.
Ia menilai, tindakan-tindakan tersebut di atas tentu menyisakan pertanyaan. “Mengapa akhir- akhir ini kok sering sekali muncul tindakan dan perilaku yang mendiskreditkan agama Islam dan umatnya?” tanyanya. [] Irianti Aminatun