Apple Tutup Aplikasi Qur’an Majeed di Cina, IMuNe: Ini Jelas Penghinaan

 Apple Tutup Aplikasi Qur’an Majeed di Cina, IMuNe: Ini Jelas Penghinaan

Mediaumat.news – Penutupan salah satu aplikasi Al-Qur’an paling populer di Cina, Qur’an Majeed, oleh korporasi Apple, dinilai sebagai sebuah penghinaan. “Ini jelas sebuah penghinaan pada Al-Qur’an,” ujar Direktur Institute Muslimah Negarawan (IMuNe) Dr. Fika Komara kepada Mediaumat.id, Selasa (19/10/2021).

Diketahui, sebagaimana dikutip dari BBC (16/10), penutupan aplikasi tersebut atas permintaan pejabat setempat dan pertama kali disadari oleh situs pemantau aplikasi di App Store milik Apple sendiri, Apple Censorship. Namun, pemerintah Cina, diketahui juga belum merespons permintaan komentar mengenai hal ini.

Al-Qu’ran, bagi Muslim adalah pedoman hidup, sumber hukum tertinggi, dan seharusnya menjadi otoritas terkuat yang mengatur sistem kehidupan umat Muslim. Namun, lanjut Fika, hanya lantaran dicurigai menampung teks-teks keagamaan ilegal, otoritas Al-Qur’an kini dikangkangi oleh kepongahan rezim Cina dengan menutup Qur’an Majeed. “Kenapa sekarang nasib sebuah aplikasi Al-Qur’an justru ditentukan oleh rezim komunis dan korporasi Apple?” ucapnya heran.

Sebab itu, tambah Fika, hal demikian sepatutnya menjadi perenungan bagi kaum Muslim, bahwa sudah terlalu lama Al-Qur’an diposisikan subordinat di bawah hukum-hukum jahiliyah dan otoritas buatan manusia.

Sehingga, untuk merespons penghinaan oleh rezim Cina atas masalah prinsipil umat Islam, Al-Qur’an, Fika yang sekaligus pernah menulis buku Geopolitik Umat: Benturan Peradaban di Era Pengintaian Digital, menyeru kepada para penguasa negeri Muslim untuk berani mengambil sikap.

“Sudah kesekian kali perilaku Cina melecehkan ajaran Islam. Tapi penguasa Muslim hanya terus menonton, malah terus memilih berada di zona aman demi menjaga ‘hubungan baik’ dengan Cina atau pun korporasi kapitalis,” sesalnya.

Bukan tanpa alasan, lanjut Fika, memang tidak ada yang bisa diharapkan dari rezim-rezim boneka dunia Islam. Loyalitas mereka sedari awal memang bukan pada Al-Qur’an dan sunah, melainkan pada majikan-majikan kapitalis mereka. “Kondisi ini tidak bisa terus dibiarkan. Saatnya umat bergerak, bersatu mengembalikan posisi Al-Qur’an kembali pada tempatnya yang hakiki,” serunya.

Ia juga menuturkan, selain sebagai otoritas tertinggi dalam peradaban manusia, Al-Qur’an telah menjadi sumber hukum tempat digalinya nash-nash yang akan menjadi problem solving bagi seluruh masalah umat manusia yang tak lekang oleh zaman. “Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?” pungkasnya mengutip Q.S. Al-Maidah ayat 50.[] Zainul Krian

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *