300 Ayat Al-Quran Minta Dihapus, Kyai Muhyidin: Umat Islam Wajib Mengoreksinya

 300 Ayat Al-Quran Minta Dihapus, Kyai Muhyidin: Umat Islam Wajib Mengoreksinya

Mediaumat.id – Terkait ucapan Abraham Moses yang meminta 300 ayat Al-Quran untuk dihapus, Wakil Ketua Umum Dewan Pertimbangan MUI Pusat KH Muhyidin Junaidi menegaskan umat Islam wajib untuk mengoreksinya.

“Sebagai seorang Muslim apabila ada yang melakukan penghinaan terhadap agama kita maka kita wajib untuk mengoreksinya, untuk bersikap tegas dan mengambil tindakan sesuai dengan hukum yang berlaku,” tuturnya dalam Diskusi Online Media Umat: 300 Ayat Al-Quran Minta Dihapus, Ngajak Perang? di kanal Youtube Media Umat, Ahad (20/3/2022).

Menurutnya, apa yang disampaikan Abraham Moses itu sudah melewati batas kewajaran dalam menghayati nilai-nilai Pancasila dan undang-undang. “Alhamdulillah beberapa organisasi dan lembaga sudah mengajukan ini agar segera diselesaikan,” ujarnya.

Ia melihat ini bukan pernyataan yang dilakukan tanpa pertimbangan, tanpa dukungan dari hidden hand. “Saya yakin di sana ada back up yang kuat untuk Saudara Abraham Moses dan dia begitu percaya diri dalam menyampaikan pernyataannya. Saya yakin ada pihak-pihak tertentu yang memberikan jaminan tentang keselamatan beliau,” katanya.

Pengalihan Isu

Kiai Muhyidin menilai, pada saat negara ini mengalami begitu banyak masalah yang sangat krusial, ia menduga pernyataan Abraham Moses itu ditujukan untuk mengalihkan public opinion (opini publik).

“Masyarakat saat ini betul-betul menderita, akibat dari mahalnya harga-harga kebutuhan pokok, raibnya minyak goreng dan lain sebagainya, sehingga masyarakat semakin resah. Masyarakat terpaksa harus antre cukup panjang, menunggu cukup lama hanya untuk mendapatkan 2 liter minyak goreng saja, bahkan ada yang meninggal,” tuturnya.

“Nah ini terjadi bukan di satu tempat, tapi di beberapa tempat. Bukan hanya di wilayah Jawa tetapi juga di luar Jawa,” imbuhnya.

Oleh karena itu, menurutnya, pernyataan Abraham Moses itu harus dipahami dengan baik, jangan-jangan ini ditujukan untuk mengalihkan opini publik supaya publik fokusnya terpecah. Supaya masalah ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan roda pemerintahan ini minimal terbantu.

“Jadi ketidakmampuan mereka dalam mengelola sumber-sumber daya alam, dalam mengendalikan pemerintahan yang baik itu walaupun sudah berada pada titik yang nadir, minimal dengan pernyataan tersebut publik bisa terpecah fokusnya,” duganya.

Berita Baik

Kiai Muhyidin menyampaikan bahwa dari masyarakat internasional baru saja mendengar berita baik bahwa PBB (United Nation) memperingati 15 Maret 2022 sebagai hari anti-islamofobia.

“Nah, patut disyukuri bahwa serangan-serangan terhadap Islam dan umat Islam itu dilakukan pada momen-momen Islam mendapatkan legitimasi secara luas dari masyarakat global. Bahkan, sebelumnya kita sudah mendapatkan berita baik pula dari United State of America tentang dibentuknya sebuah special office tentang anti-islamofobia,” ungkapnya.

“Semakin banyak negara yang menyadari bahwa islamofobia itu memang sengaja didesain untuk melakukan berbagai macam kegaduhan baik di skala nasional ataupun internasional,” jelasnya.

Kiai Muhyidin justru menyayangkan para penegak hukum di negara ini yang masih ragu-ragu untuk melakukan tindakan. Seakan-akan pendukung islamofobia di negara ini semakin bebas untuk melakukan berbagai macam provokasi terhadap umat Islam.

“Sehubungan dengan itu Majelis Ulama Indonesia dan ormas-ormas Islam sepakat agar kita lebih meningkatkan kerja sama dan koordinasi sehingga kita bisa melakukan berbagai macam action yang cepat guna menghentikan berbagai macam provokasi yang merugikan umat Islam,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *